Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan Kembali Pecah di Kairo

Kompas.com - 08/04/2013, 02:50 WIB

Kairo, Kompas - Peringatan lima tahun berdirinya Gerakan Pemuda 6 April di Kairo dan sejumlah kota lain di Mesir, Sabtu (6/4), berubah menjadi aksi unjuk rasa menentang Presiden Muhammad Mursi.

Para pengikut dan simpatisan Gerakan Pemuda 6 April terlibat bentrokan dengan aparat keamanan dan pengikut Ikhwanul Muslimin, organisasi asal Presiden Mursi. Sedikitnya 44 orang luka-luka dalam bentrokan itu.

Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo.

Bentrokan itu bermula ketika Gerakan Pemuda 6 April memusatkan massa pendukungnya di dua tempat, yaitu di sekitar gedung Bursa Efek Kairo dan gedung Mahkamah Agung (MA). Bentrokan pecah dengan aparat keamanan hingga Minggu (7/4) dini hari.

Aparat keamanan menggunakan gas air mata untuk menahan gerak maju massa menuju gedung MA. Massa Gerakan Pemuda 6 April melontarkan petasan dan kembang api ke udara hingga langit di sekitar gedung itu berwarna terang kemerahan. Situasi sekitar gedung MA dihinggapi kepanikan saat massa mulai melemparkan batu dan botol kosong ke arah aparat.

Aparat keamanan berdalih terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang mencoba mendobrak gedung MA. Sebaliknya Gerakan Pemuda 6 April menuduh aparat keamanan menggunakan gas air mata dalam menghadapi massa yang melakukan unjuk rasa damai.

Gerakan tersebut berdalih, pemilihan gedung MA sebagai lokasi unjuk rasa dilakukan sebagai aksi menuntut Jaksa Agung Talaat Ibrahim mengundurkan diri. Ibrahim ditunjuk Mursi sebagai jaksa agung menggantikan Abdel Majid Mahmud yang dipecat Mursi. Namun pengadilan administrasi negara, bulan lalu, membatalkan keputusan penunjukan Ibrahim tersebut.

Menorehkan darah

Sementara massa yang berkumpul di sekitar gedung bursa efek hanya menggelar aksi unjuk rasa selama setengah jam. Mereka kemudian bergerak dengan menumpang bus-bus menuju Istana Al-Ittihadiyah untuk melanjutkan aksi.

Setiba di sekitar istana kepresidenan Mesir itu, mereka menyembelih kambing dan darah kambing itu lalu ditoreh-torehkan pada pintu istana. Mereka juga menulis di dinding istana, yang berbunyi ”Mursi gagal dan harus pergi”.

Gerakan Pemuda 6 April adalah gerakan yang lahir pada 6 April 2008, ketika ratusan pemuda melakukan aksi solidaritas terhadap aksi mogok umum yang dilakukan para pekerja pabrik tekstil di kota Mahalla, sekitar 90 kilometer arah utara Kairo.

Mogok umum digelar waktu itu sebagai protes atas perlakuan tidak adil terhadap kaum buruh. Aksi mogok tersebut mengundang simpati publik Mesir saat itu, yang kemudian berkembang menjadi gerakan antirezim diktator Presiden Hosni Mubarak.

Di tempat lain, bentrokan bernuansa sektarian terjadi antara kelompok warga mayoritas dan warga minoritas Kristen Koptik, Sabtu lalu, di Desa Al-Khusus, Provinsi Qalyubiyah, sekitar 40 kilometer arah utara kota Kairo. Sedikitnya 5 orang tewas dalam bentrokan tersebut.

Menurut harian Mesir, Al Ahram, bentrokan terjadi ketika sejumlah pemuda Koptik menulis sesuatu di dinding sebuah madrasah di Desa Al-Khusus. Tulisan itu memicu kemarahan warga mayoritas di desa itu. Bentrokan baru terhenti setelah aparat keamanan datang dan melerai kedua pihak.

Situasi keamanan di Mesir memburuk pascarevolusi yang menumbangkan rezim Presiden Mubarak, dua tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com