Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Unggas Dimusnahkan

Kompas.com - 06/04/2013, 03:10 WIB

SHANGHAI, JUMAT - Otoritas di Shanghai memusnahkan ribuan unggas dan menutup semua pasar unggas di kota pusat perekonomian China itu, Jumat (5/4), setelah jumlah korban infeksi virus flu burung H7N9 terus bertambah.

Juru bicara pemerintah kota Shanghai, Xu Wei, menyatakan, semua pasar hewan yang menjual unggas hidup di kota itu ditutup sementara demi ”keselamatan umum”. Dia menambahkan, segala bentuk perdagangan unggas hidup juga dilarang di kota berpenduduk 23 juta jiwa itu.

Hari Kamis, Kementerian Pertanian China untuk pertama kalinya menemukan jejak virus H7N9 pada beberapa sampel burung dara yang dijual di pasar Huhuai di Shanghai.

Setelah penemuan itu, komite pertanian Shanghai langsung memerintahkan pemusnahan 20.536 unggas berbagai jenis yang dijual di pasar itu, mulai ayam, bebek, angsa, hingga burung dara. Hari Jumat, jalan masuk ke pasar unggas itu ditutup papan kayu dan dijaga polisi.

Pada hari yang sama, otoritas kesehatan China mengumumkan, jumlah kasus infeksi virus H7N9 telah bertambah menjadi 16 pasien. Korban tewas akibat terinfeksi virus ini juga bertambah menjadi enam orang.

Korban tewas terakhir adalah seorang petani berusia 64 tahun dari Huzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. Sejauh ini, virus tersebut telah terdeteksi di Shanghai dan tiga provinsi lain di bagian timur China, yakni Zhejiang, Jiangsu, dan Anhui.

Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun juga dikarantina di Hongkong setelah ia pulang dari Shanghai dan menunjukkan gejala-gejala flu. Otoritas Hongkong langsung memerintahkan pemeriksaan lebih ketat terhadap unggas lokal dan meningkatkan pemeriksaan suhu badan pendatang di perbatasan.

Memicu kekhawatiran

Persebaran virus di wilayah geografis yang besar itu memicu kekhawatiran John Oxford, ahli virologi dari Queen Mary University di London, Inggris. ”Kalau cuma ada empat kasus di Shanghai, saya tak akan terlalu khawatir. Namun karena ini tersebar luas, pasti ada sesuatu yang perlu dicermati,” tutur Oxford.

Para pakar kesehatan juga khawatir dengan fakta bahwa galur virus H7N9 tidak menyebabkan penyakit pada unggas yang tertular. Virus itu baru menjadi penyakit saat menginfeksi manusia. Hal itu mempersulit deteksi dan pencegahan infeksi virus ini.

Kekhawatiran akan pandemi flu burung jenis baru ini telah berdampak pada bursa saham. Saham-saham maskapai penerbangan di China dan Eropa berguguran sepanjang Jumat, dipicu kekhawatiran bahwa pandemi akan mengganggu arus perjalanan manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Jumat masih menyatakan persebaran virus H7N9 ini belum perlu ditanggapi secara berlebihan karena belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia.

Meski demikian, WHO telah membagi sampel virus tersebut ke pusat-pusat kerja sama kesehatan dunia di Atlanta, Beijing, London, Melbourne, dan Tokyo. Pusat-pusat tersebut kemudian mempelajari kemungkinan produksi vaksin guna menangkal infeksi virus itu.(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com