Menurut Komisaris Polisi KP Raghuvanshi, di antara korban tewas itu terdapat 12 anak. Pihaknya sedang memburu beberapa pekerja dan pemilik gedung. Regu penolong terus bekerja mencari korban yang terperangkap di dalam reruntuhan gedung, terutama di lantai berpenghuni.
Juru bicara pemerintah Thane, Sandeep Malvi, mengatakan, saat bangunan roboh, 100-150 orang berada di dalamnya. Umumnya mereka adalah penghuni, buruh bangunan, dan keluarganya,
Hingga Jumat petang, sekitar 20 orang masih belum ditemukan. Raghuvanshi menambahkan, 15 orang ditemukan selamat. RS Rajesh dari Pasukan Penanggulangan Bencana Nasional mengatakan, korban hilang kemungkinan masih terjebak di tiga lantai yang rusak parah.
Untuk membantu proses evakuasi, regu penolong bekerja dengan mengandalkan pemukul, gergaji mesin, dan alat pengungkit. Selain itu, enam buldoser juga dibawa ke lokasi untuk mempercepat proses pencarian.
Regu penolong berharap bisa menemukan banyak korban selamat, tetapi korban tewas justru terus bertambah. ”Tiga lantai semuanya hancur, dan itu menyulitkan kami,” kata Rajesh saat regu penolong terus menarik keluar para korban selamat dari bawah puing-puing bangunan.
Menurut polisi dan pejabat pemerintah setempat, bangunan yang roboh itu sedang dalam proses pembangunan dan dibangun secara ilegal atau tak mendapat izin mendirikan bangunan.
Tidak diungkapkan secara jelas penyebab bangunan roboh. Raghuvanshi mengatakan, gedung itu rapuh. ”Penyelidikan sedang berjalan. Saat ini kami semua sedang sibuk dengan operasi penyelamatan dengan prioritas menemukan sebanyak mungkin korban yang selamat,” katanya.
Sandeep Malvi, juru bicara otoritas pemberi izin bangunan, Thane Municipal Corporation, mengatakan, gedung yang roboh dibangun dengan material seadanya dan ilegal atau tidak mendapat persetujuan dari pihaknya. Gedung itu termasuk di antara 2.000 bangunan ilegal di Thane.
Ketika gedung roboh, empat lantai sudah dibangun dan telah dihuni. Pekerja juga sudah membangun tiga lantai berikutnya dan sedang membangun lantai kedelapan. ”Mereka sedang membangun lantai kedelapan saat gedung ambruk,” kata Inspetur Polisi Digamber Jangale.
Minimnya rumah murah bagi salah satu dari tiga macan ekonomi Asia itu meningkatkan pembangunan gedung secara ilegal oleh pengembang. Mereka menggunakan bahan murah, tak berkualitas atau di bawah standar, dengan metode kerja asal jadi dengan maksud bisa dijangkau warga kelas bawah.(AP/REUTERS/AFP/CAL)