Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

H7N9 Diduga Dapat Menular Antarmanusia

Kompas.com - 04/04/2013, 03:15 WIB

LONDON, Rabu - Data genetis yang diperoleh dari galur virus flu burung yang sebelumnya relatif tak dikenal memperlihatkan bahwa virus tersebut telah mengalami mutasi dan mungkin saja menyebabkan pandemi pada manusia. Para ahli menyatakan itu di London, Rabu (3/4).

Meski demikian, sejauh ini belum ada bukti bahwa virus galur H7N9 yang telah menginfeksi sembilan orang dan menewaskan tiga orang di China dapat menular antarmanusia.

Hanya beberapa hari setelah Pemerintah China mengumumkan mereka mengidentifikasikan kasus infeksi virus H7N9 di manusia, para ahli flu di laboratorium di seluruh dunia mengambil contoh DNA untuk meneliti potensi pandemi yang dapat ditimbulkan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China langsung membagikan data genetis virus baru ini kepada komunitas kesehatan global. Data ini memungkinkan para ahli membuat interpretasi awal mengenai bagaimana virus itu mungkin akan berlaku pada hewan dan berbagai situasi.

Seorang ahli flu terkemuka, Ab Osterhaus, dari Pusat Medis Erasmus, Belanda, mengatakan, terlihat ada mutasi genetis yang harus diperhatikan dan diwaspadai oleh pemerintah. Pengawasan lebih ketat terhadap manusia ataupun hewan diperlukan.

”Virus ini dalam beberapa hal telah siap beradaptasi dengan mamalia dan manusia sehingga dari sudut pandang tersebut mengkhawatirkan. Kita benar-benar harus memperhatikan hal ini,” katanya.

Di Beijing, para ahli juga memperkirakan galur virus ini lebih berbahaya dibandingkan dengan galur H5N1 karena mungkin dapat menyebar secara diam-diam di antara unggas tanpa ada gejala. Virus ini tidak menimbulkan gejala apa pun jika menyerang unggas, tetapi dapat menimbulkan penyakit serius pada manusia.

WHO khawatir

Dr Masato Tashiro, ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mempelajari data genetis virus, mengatakan, virus itu tampaknya telah bermutasi ke bentuk yang memungkinkan dapat mudah menginfeksi hewan seperti babi.

Sebelumnya, H7N9 diketahui hanya menginfeksi burung. Penemuan awal ini masih memerlukan pengujian lebih lanjut. Galur H5N1 telah ada selama beberapa tahun ini dan dapat berpindah dari burung ke burung dan burung ke manusia, tetapi tidak dari manusia ke manusia.

Temuan kasus di China itu membuat WHO menyatakan kasus H7N9 mengkhawatirkan karena merupakan yang pertama kali terjadi pada manusia. ”Itulah yang membuat kejadian ini unik. WHO menanggapinya dengan serius,” ucap WHO.

Sementara itu, kasus infeksi virus H7N9 terus bertambah di China. Kantor berita Xinhua melaporkan, Rabu, dua pria dari Provinsi Zhejiang, China timur, positif terjangkiti virus tersebut. Satu orang di antaranya meninggal dunia.

Dengan laporan terbaru ini berarti sudah ada sembilan kasus infeksi virus H7N9 yang positif teridentifikasi di China, tiga di antaranya berakhir fatal.

Menanggapi kabar penyebaran flu burung jenis baru dari China itu, Vietnam langsung memutuskan menghentikan impor semua produk unggas dari China. Vietnam juga memperketat pemeriksaan di perbatasan.(AFP/AP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com