Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggi, Risiko Korut Kehilangan Fulus

Kompas.com - 03/04/2013, 16:29 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Sengkarut problem politik dua Korea berisiko tinggi bagi Korea Utara. Soalnya, Pyongyang jauh lebih rentan kehilangan fulus. Apalagi, hal itu didorong kebijakan teranyar Pyongyang pada Rabu (3/4/2013), yang menutup akses zone kawasan industri bersama di Kaesong, wilayah Korea Utara.

Sejatinya, dalam setahun, kawasan itu menambah pundi-pundi Korea Utara (Korut) dengan gelontoran duit 2 miliar dollar AS. Nah, lantaran penutupan akses itu, uang sebesar itu bakal raib.

Catatan KCNA menunjukkan, Korut, sebelumnya sudah mengaktifkan kembali reaktor nuklirnya. Reaktor itu memang ditutup sejak 2007. Kuat dugaan, pengaktifan kembali reaktor itu bakal difokuskan untuk memproduksi senjata nuklir. Dengan bekal senjata macam itu, Korut menebar ancaman kepada Korea Selatan (Korsel). Tak cukup sampai di situ, Korut pun menebar kecemasan dengan janji menghantam kepentingan sekutu Korsel, Negeri Uwak Sam (US), di Guam dan Hawaii.

China, sebagaimana pernyataan Kementerian Luar Negeri mengatakan keprihatinan atas langkah Korut. Soalnya, kebijakan Pyongyang seakan tidak menaruh peduli pada rakyatnya yang tengah mengalami krisis pangan.

Sementara itu, banyak pemerhati di luar Korut juga menyayangkan kebijakan penutupan akses tersebut. Pasalnya, Korut, setidaknya, akan kehilangan 800 manajer dan pekerja asal Korsel dari Kaesong. Kehilangan sebanyak itu sudah barang tentu bisa membuat kinerja industri di situ tersendat. Meski, Korut memang masih punya modal 50.000 tenaga kerjanya di Kaesong.

Data termutakhir menunjukkan Kaesong yang letaknya sekitar 10 kilometer dari perbatasan kedua negara adalah basis 123 indusri manufaktur. Tekstil adalah salah satu produk unggulan di Kaesong. Sementara, Kaesong sejak didirikan pada 2000 adalah simbol saling menyejahterakan bagi dua Korea itu. Artinya, melalui jalan kesejahteraan itu, harapan perdamaian keduanya bakal cepat terwujud, idealnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com