Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meshaal Kembali Pimpin Hamas

Kompas.com - 03/04/2013, 03:19 WIB

Kairo, Kompas - Sidang Majelis Syura Gerakan Perlawanan Islam Hamas—salah satu faksi kekuatan utama di Palestina—Senin (1/4) malam, di Kairo, Mesir, kembali memilih Khaled Meshaal sebagai kepala biro politik untuk periode kelima. Kepala biro politik merupakan jabatan eksekutif tertinggi dalam struktur organisasi Hamas.

Struktur pimpinan Hamas juga dipastikan tak akan berubah. Musa Abu Marzuk tetap menduduki posisi Deputi Kepala Biro Politik Hamas. Selain dia, Ismail Haniya juga diproyeksikan menjabat Deputi Kepala Biro Politik Hamas. Haniya saat ini menjabat perdana menteri pemerintahan Hamas yang menguasai wilayah Jalur Gaza.

Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo.

Meshaal (57) bulan Februari lalu sempat menyatakan tak berminat kembali memimpin Hamas. Namun, desakan dari para kader Hamas di Tepi Barat dan di luar wilayah Palestina mendorong dia mempertimbangkan kembali keputusannya. Meshaal berasal dari Tepi Barat.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Emir Qatar Sheikh Hamd bin Khalifah al-Thani belakangan ikut membujuk Meshaal agar bersedia memimpin kembali Hamas.

Sebenarnya, para kader Hamas di Jalur Gaza lebih menginginkan Ismail Haniyah atau Musa Abu Marzuk sebagai pemimpin tertinggi Hamas. Haniya dan Abu Marzuk diketahui berasal dari Jalur Gaza.

Namun, poros Tepi Barat dan sebagian besar kader Hamas di luar wilayah Palestina ternyata lebih dominan dibandingkan poros Jalur Gaza sehingga mengantarkan Meshaal kembali memimpin Hamas.

Tuntutan situasi

Kepala perwakilan Hamas di Lebanon, Usama Hamdan, mengatakan, tuntutan situasi saat ini, baik dalam konteks hubungan Israel-Palestina maupun Musim Semi Arab, mengharuskan Meshaal tetap memimpin Hamas.

Hamdan menyebut, Meshaal punya nama besar dan sangat berpengalaman serta memiliki jaringan regional dan internasional yang luas.

Profesor ilmu politik di universitas Islam di Gaza City, Hani Basus, mengatakan, Meshaal masih menjadi figur pemersatu di kalangan internal Hamas dan terpilihnya kembali Meshaal adalah keniscayaan pada saat ini.

Ia menyebut, kepemimpinan Meshaal bisa memperkuat barisan Hamas. Meshaal juga diyakini bisa membantu terwujudnya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah berkat hubungan baik Meshaal dengan kekuatan-kekuatan utama regional, seperti Arab Saudi, Qatar, Turki, Iran, dan Mesir.

Di kalangan elite para pemimpin dunia Arab, Meshaal dikenal sebagai bagian dari sayap moderat Hamas. Meshaal mendukung kuat tercapainya gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang dimediasi Mesir untuk mengakhiri perang Jalur Gaza, November tahun lalu.

Meshaal juga mendukung tercapainya kesepakatan pembebasan serdadu Israel, Gilad Shalit, Oktober 2011. Shalit, yang ditawan Hamas sejak 2006, dibebaskan dengan imbalan pembebasan 1.000 tahanan Palestina dan peringanan blokade Israel atas Jalur Gaza.

Hamas sempat kesulitan menyusul meletusnya revolusi Suriah bulan Maret 2011. Hamas, yang memiliki kantor resmi di Damaskus, mendukung revolusi rakyat Suriah melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Hamas kemudian secara bertahap menutup kantornya di Damaskus dan para pemimpinnya menyebar ke sejumlah negara lain. Meshaal memilih tinggal di Doha, Qatar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com