Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Air Belum Tertangani, Pedagang Air Kerepotan

Kompas.com - 02/04/2013, 20:09 WIB
Mukhamad Kurniawan

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya warga, krisis air bersih yang melanda RW 1, 4, dan RW 5 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, membuat pedagang keliling kerepotan. Permintaan melonjak, tetapi sumber air terbatas.

Mereka harus menambah jam kerja dan menunggu dalam waktu yang lebih lama untuk mengisi air. Hingga Selasa (2/4/2013), warga masih kesulitan air.

Kran dan jaringan pipa tak mengalirkan air bersih. Untuk mandi dan mencuci, warga terpaksa ke toilet umum dan menyedot air tanah yang keruh dan payau.

Kasran (38), penjual air keliling di Kapuk Muara mengaku, hanya bisa menjual 7 gerobak air setelah hidran sumber air mengecil debitnya enam bulan terakhir.

Padahal, dia biasanya bisa menjual hingga 12 gerobak per hari dengan keuntungan rata-rata Rp 10.000 per gerobak.

"Pedagang-pedagang mengantre di hidran untuk mengisi jeriken. Biasanya mulai mengisi pukul 06.00, kini harus datang lebih awal, pukul 03.00 atau pukul 04.00, agar kebagian air," ujarnya.

Untuk mengisi 20 jeriken (satu gerobak), kata Kasran, butuh waktu hingga satu jam. Padahal, biasanya hanya 5-10 menit. "Debitnya kecil sekali, pedagang lain antre, jadi harus sabar," ujarnya.

Sunarno (38), Ketua RT 7 RW 4 Kapuk Muara menambahkan, warga hampir enam bulan kesulitan air. "Air kadang mengalir, tetapi kecil sekali alirannya, jadi terpaksa beli air pikulan yang harganya Rp 3.000-5.000 per pikul," ujarnya.

Terkait krisis itu, Corporate Communication Manager PT Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, pihaknya sudah merehab jaringan di Kapuk Muara, tetapi ternyata tetap harus menunggu pembangunan "booster pump".

"Ini berhubungan dengan Booster Pump Tubagus Angke yang masih proses izin dari Dinas PU DKI. Targetnya selesai akhir tahun ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com