Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Ancam Nyatakan Perang

Kompas.com - 31/03/2013, 04:05 WIB

Seoul, Sabtu - Korea Utara, Sabtu (30/3), memperingatkan Korea Selatan bahwa Semenanjung Korea akan memasuki kondisi ”keadaan perang”. Pihak Korea Utara juga mengancam akan menutup kompleks industri Kaesong di perbatasan kedua negara, yang merupakan simbol terakhir kerja sama antar-Korea.

Ancaman terbaru yang dirilis Korea Utara (Korut) ini hanya sehari setelah pemimpin mereka, Kim Jong Un, mengancam akan menyerang Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Korea Selatan (Korsel). Ancaman Kim Jong Un menyusul kemarahannya atas manuver pesawat-pesawat AS, bomber B-2, yang ”unjuk gigi” akurasi bom di wilayah Korsel.

Ia tidak hanya menggertak kepentingan-kepentingan AS di Semenanjung Korea, Guam, dan Hawai, tetapi juga mengancam akan meluncurkan rudal nuklir ke daratan utama AS. Ancaman Kim Jong Un ini dilontarkan setelah dia melakukan pertemuan dengan para jenderal senior.

Pada Kamis lalu, pejabat militer AS mengakui bahwa dua pesawat pengebom siluman (stealth) B-2 menjatuhkan bom tanpa peledak di wilayah tak berpenghuni di Korsel. Ini merupakan bagian dari latihan tahunan militer AS-Korsel yang dipandang Korut sebagai persiapan invasi ke utara.

”Sejak saat ini, hubungan Utara-Selatan akan diletakkan pada keadaan perang, dan semua isu yang muncul antara Utara dan Selatan akan ditangani sesuai dengan peraturan perang,” demikian kantor berita Korut, KCNA, yang mengutip pernyataan resmi Pyongyang.

Pernyataan ini, lanjut KCNA, tidak hanya sebatas perang lokal, tetapi juga perang total dan perang senjata nuklir.

Beberapa jam setelah pernyataan itu, Pyongyang mengancam akan menutup kompleks industri Kaesong yang merupakan proyek kerja sama Utara-Selatan. Ini adalah ekspresi kemarahan Utara atas laporan media massa Selatan yang menyebut kompleks itu tetap beroperasi karena merupakan sumber devisa bagi Utara yang miskin.

Merespons ancaman terbaru Korut, Kementerian Unifikasi Korsel menyebut bahwa aksi tersebut tidak menolong hubungan kedua negara. Kementerian juga menyebutkan bahwa Utara telah lama bersepakat melindungi ratusan manajer Korsel yang tiap hari melintasi perbatasan untuk bekerja di Kaesong.

Siaga militer

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok, mengatakan, rentetan ancaman yang dirilis Korut tidak dapat diterima dan telah menghancurkan situasi damai di Semenanjung Korea. ”Namun, kami tetap dalam kondisi siaga militer demi keamanan rakyat Korsel,” tutur Kim Min-seok.

Menyusul ancaman Jong Un itu, para pengamat mengatakan, hal tersebut tidak mengubah konstelasi umum di Semenanjung Korea yang memang secara teknis sudah berada dalam kondisi ”keadaan perang” selama 60 tahun. Namun, eskalasi ancaman yang terus meningkat dari Utara terhadap Seoul dan Washington, termasuk gertakan serangan rudal, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa sedikit saja terjadi salah tindakan di antara dua pihak akan memicu perang sesungguhnya.

Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Caitlin Hayden, mengatakan, pihaknya menanggapi serius ancaman Korut. ”Kami telah mempelajari laporan terbaru dan pernyataan tak konstruktif Ko-rut. Kami tetap berhubungan e-rat dengan sekutu kami Korsel,” ujar Hayden. (AFP/AP/BBC/joy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com