Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Pencari Suaka Terbalik di Lepas Pantai

Kompas.com - 26/03/2013, 02:41 WIB

Sydney, Senin - Dua orang tewas, di antaranya seorang bocah, dan dua orang cedera serius setelah sebuah perahu pembawa pencari suaka terbalik di lepas pantai Australia, Senin (25/3). Lebih dari 90 penumpang perahu itu berhasil diselamatkan dan dibawa ke pantai.

Perahu nelayan Indonesia yang bermuatan melebihi kapasitas itu terlihat mengapung oleh kapal Bea Cukai Australia, 14 mil laut (25,9 kilometer) sebelah utara Pulau Christmas, wilayah Australia di Samudra Hindia.

Dua petugas bea cukai dari kapal Ocean Protector naik ke perahu itu, tetapi perahu itu langsung diterjang dua ombak besar yang menggulungnya dan melemparkan orang-orang ke laut, kata Menteri Dalam Negeri Australia Jason Clare.

”Para petugas di kapal (Ocean Protector) bertindak cepat untuk menyelamatkan mereka yang terlempar ke laut dan 95 orang ditemukan, tetapi itu termasuk dua orang yang tewas,” kata Clare. ”Kedua petugas bea cukai diselamatkan dan tidak cedera,” tuturnya.

Korban tewas adalah seorang bocah lelaki berusia 4-5 tahun dan seorang perempuan berusia 30-an tahun. Dua orang lainnya cedera parah karena menelan air dan bahan bakar diesel, yakni seorang bocah lelaki berusia 6-7 tahun dan seorang perempuan hamil berusia 20-an tahun.

”Penting untuk melanjutkan pencarian kalau-kalau ada yang masih tertinggal,” kata Clare.

Sebagian besar para penumpang yang diselamatkan diduga berasal dari Afganistan. Namun, para pejabat mengatakan, orang-orang berkebangsaan Timur Tengah dan tiga orang Indonesia, yang kemungkinan besar awak perahu itu, juga ditemukan.

Mereka kemudian dibawa ke fasilitas imigrasi di Pulau Christmas untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, keamanan, dan identitas.

Administrator Pulau Christmas Jon Stanhope mengatakan, beruntung kapal Ocean Protector berada dekat perahu itu ketika terbalik dan bisa merespons dengan cepat.

Australia menghadapi gelombang pencari suaka yang tiba dengan perahu, banyak di antaranya menggunakan Indonesia sebagai tempat transit dan membayar para penyelundup manusia untuk perjalanan dengan perahu kayu yang bocor setelah melarikan diri dari negara asal mereka. Ratusan orang telah tewas saat melakukan perjalanan berbahaya itu dalam beberapa tahun terakhir.

Kembali meningkat

Walaupun dalam bulan-bulan terakhir tidak ada perahu yang datang karena ombak besar dan cuaca buruk, jumlah kapal yang tiba kembali meningkat akhir-akhir ini. Sedikitnya empat perahu dibawa ke Pulau Christmas sepanjang akhir pekan lalu, kata Stanhope. Salah satu perahu bahkan membawa sebanyak 128 orang.

Untuk mencegah orang melakukan perjalanan berbahaya itu, Pemerintah Australia tahun lalu membuka pusat pemrosesan baru pencari suaka di Nauru dan Papua Niugini.

Para aktivis hak asasi manusia dan kubu oposisi Australia mengkritik kebijakan itu sebagai bentuk kegagalan dan pemerintah telah kehilangan kontrol atas perbatasan Australia.(AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com