Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siprus Berupaya Keras

Kompas.com - 25/03/2013, 02:49 WIB

Nikosia, Minggu - Presiden Siprus Nicos Anastasiades, Minggu (24/3), terbang ke Brussels untuk berupaya mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa agar negaranya terhindar dari kebangkrutan. Jika Senin (25/3) ini belum juga ada kesepakatan, Siprus akan segera bangkrut.

Juru bicara pemerintah Siprus, Christos Stylianides, mengatakan, Anastasiades meninggalkan Siprus dengan pesawat khusus yang dikirim Uni Eropa (UE). ”Negosiasi sangat alot. Situasinya sulit dan waktu sangat terbatas.”

Kepala Urusan Ekonomi UE Olli Rehn memperingatkan keputusan pada Minggu merupakan keputusan sangat penting. ”Yang tersisa hanyalah pilihan berat,” kata Rehn.

Pada pertemuan dengan perwakilan UE, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Sentral Eropa (ECB), para kreditor internasional, di Nikosia, Sabtu lalu, tidak dicapai kesepakatan.

Sektor perbankan Siprus mengalami kesulitan karena memiliki banyak obligasi tetangganya, Yunani. Program penghapusbukuan obligasi tersebut membuat perbankan Siprus merugi setidaknya 4,5 miliar euro.

Nikosia harus segera memutuskan bagaimana meraup dana 5,8 miliar euro sebagai persyaratan untuk mendapatkan dana talangan sebesar 10 miliar euro. Tanpa ada kesepakatan pada Senin ini, ECB akan menghentikan fasilitas pinjaman darurat kepada perbankan Siprus. Ketika terjadi, hal ini akan mengakibatkan kegagalan dan berpotensi membuat negara itu keluar dari zona euro.

Jika Siprus atau banknya kolaps, para pejabat khawatir hal itu akan mengikis kepercayaan dan dapat meluas ke negara lain pengguna mata uang tunggal euro. Selain itu, hal itu juga akan membuat tingkat suku bunga pinjaman melonjak karena risiko di Eropa dianggap meningkat.

Pertemuan Minggu malam waktu Brussels merupakan pertemuan terakhir yang sangat menentukan nasib Siprus. ”Sangat penting mencapai kesepakatan pada Minggu malam. Dalam beberapa hari ini, situasinya membuat tidak banyak pilihan tersisa,” ujar Rehn lagi. Dia menyadari para pemimpin Siprus menghadapi pilihan berat dalam upaya membatasi kerugian pada sektor perbankannya. Sebelumnya, usul untuk memajaki deposan ditolak oleh parlemen.

Kembali pajaki deposan

Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble juga memperingatkan, jika Siprus ingin tetap berada di zona euro, mereka harus memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana talangan. ”Negara-negara di zona euro ingin membantu Siprus, tetapi aturan juga harus dihormati, bantuan harus relevan, dan program harus dapat mengatasi akar permasalahan,” ujarnya.

Menurut sumber, Siprus sepakat akan mengenakan pajak sebesar 20 persen kepada deposan bernilai di atas 100.000 euro (Rp 1,3 miliar) di Bank Siprus dan pajak 4 persen deposito berjumlah sama di bank lain. Sikap ini berlawanan dengan usul pengenaan pajak deposito lima hari lalu. (AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com