Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Abu Sayyaf Melepaskan Mantan Tentara Australia

Kompas.com - 23/03/2013, 08:08 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

 

CANBERRA, KOMPAS.com — Seorang warga Australia, Warren Rodwell, yang sudah disandera selama 15 bulan, pada Jumat (22/3/2013) dibebaskan di Filipina Selatan.

Para penyandera yang diperkirakan adalah kelompok Abu Sayyaf melepaskan mantan tentara Australia tersebut di Pagadian City, kota besar di Semenanjung Zamboanga, pukul 04.30 pagi.

Menurut laporan smh.com.au, masih belum ada kejelasan apakah ada bayaran uang bagi pembebasan Rodwell, yang sebelumnya berada di Filipina karena menikah dengan warga setempat.

Komandan militer setempat, Jenderal Ricardo Rainier Cruzz III, mengukuhkan adanya pembebasan Rodwell dan mengatakan seorang politisi lokal yang berpengaruh, Al Rashid Sakalahul, membantu usaha pembebasan sandera tersebut.

Sakalahul adalah Wakil Gubernur Provinsi Basilan, provinsi di mana Rodwell ditahan.

Dia mengatakan, pemimpin kelompok penculik Purujui Indama menelepon dia dan mengatakan mereka sudah membebaskan Rodwell di sebuah pasar ikan di kota tersebut.

Rodwell diculik oleh sekelompok pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi pada 5 Desember 2011. Para penculik meminta uang tebusan senilai 2 juta dollar AS ketika dia diculik dari rumahnya di kota Upil, di Mindanao.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L Sastra Wijaya, Rodwell lalu dibawa ke Pulau Basilan, dan kemudian ke Pulau Sulu, di mana dia ditahan oleh kelompok yang lain. 

Ketika diculik, Rodwell baru saja bercerai dengan istrinya yang kedua, Miraflor Gutang (28), warga setempat yang mengatakan dia tidak mampu untuk mengumpulkan uang tebusan.

Setelah beberapa lama tidak terdengar mengenai kondisi dan keberadaannya, para penculik mengeluarkan rekaman video bulan Desember lalu, menunjukkan kondisi Rodwell yang lebih kurus dan lesu.

Dia mengatakan tidak memiliki harapan akan dibebaskan. "Saya tidak percaya Abu Sayyaf. Saya tidak percaya dengan Pemerintah Australia. Saya tidak percaya dengan siapa pun. Secara pribadi, saya sudah tidak peduli," kata Rodwell dalam rekaman tersebut.

Dalam keterangan kepada smh.com.au, Sakalahul tidak mengetahui apakah ada uang tebusan yang dibayar kepada penculik Rodwell.

"Tiga minggu lalu, saya dihubungi oleh keluarga Rodwell di Filipina untuk membantu pembebasannya. Pihak keluarga kemudian berunding langsung dengan para penculik," kata Sakalahul.

Menurut media Filipina, besar kemungkinan kelompok Abu Sayyaf akan menuntut biaya board and lodging selama menculik Rodwell.

Delapan minggu lalu, kelompok tersebut mengancam akan membunuh Rodwell bila tidak ada uang yang dibayar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com