Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Siprus di Ujung Tanduk

Kompas.com - 23/03/2013, 03:04 WIB

Nikosia, Jumat - Negosiasi Siprus dengan kreditor internasional untuk menyelamatkan sistem perbankannya berjalan dengan alot, kata juru bicara pemerintah, Christos Stylianides, di Nikosia, Jumat (22/3).

”Dalam beberapa jam ini, kita akan membuat keputusan besar dan menjawab dilema yang berat ini,” ujar Stylianides. Pemerintah harus mendapatkan keputusan pada Senin pekan depan.

”Dewan Perwakilan akan segera mengambil keputusan besar. Tidak diragukan lagi, akan ada dampak buruk dari setiap keputusan, tetapi negara ini harus diselamatkan,” katanya lagi.

Parlemen Siprus mengadakan sidang istimewa, Jumat petang waktu setempat, untuk mengkaji delapan rancangan undang-undang untuk mendapatkan dana miliaran euro yang akan digunakan untuk menjamin dana talangan dari Troika, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Sentral Eropa, dan Uni Eropa.

Gubernur Bank Sentral Siprus Panicos Demetriades memperingatkan para pemimpin politik, negara itu bangkrut Selasa mendatang jika mereka tidak menyetujui rancangan undang-undang itu.

Jika proposal itu disetujui, masih belum jelas apakah mereka dapat menggalang dana sebesar 5,8 miliar euro seperti yang diminta Uni Eropa.

Manajemen bank terbesar menyerukan agar para politisi segera membuat keputusan dengan Uni Eropa. ”Harus dipahami oleh semua orang, khususnya 56 anggota parlemen, seharusnya tidak ada penundaan lagi,” ujar Komisaris Bank of Cyprus Andreas Artemis.

JP Morgan menyarankan Siprus mengobral asetnya. Sementara Jerman mengindikasikan akan menolak nasionalisasi dana pensiun.

Hingga Senin depan

Uni Eropa memberikan batas waktu hingga Senin pekan depan kepada Siprus agar mengumpulkan dana sebesar 5,8 miliar euro sebagai persyaratan untuk menerima dana talangan sebesar 10 miliar euro.

Sumber-sumber di Uni Eropa mengatakan siap mengeluarkan Siprus dari Uni Eropa untuk mencegah merembetnya dampak krisis di negeri pulau tersebut.

Sementara itu, harapan Siprus kepada Rusia agar Rusia membantu menyelesaikan krisis pupus. Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan, Rusia tidak tertarik dengan cadangan gas alam Siprus. Menteri Keuangan Siprus Michael Sarris pulang dengan tangan hampa setelah pembicaraan selama dua hari yang melelahkan.

Tidak lama setelah pertemuan itu berakhir, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyatakan, Rusia akan menunggu kesepakatan antara Siprus dan Uni Eropa.

Para analis mengatakan, kegagalan misi Sarris itu disebabkan Rusia menganggap Siprus terlalu berisiko. ”Rusia diminta untuk mengucurkan dana lagi. Risiko yang akan dihadapi Rusia tampaknya tidak sebanding,” ujar analis dari JP Morgan Chase, Alex White.

Medvedev mengatakan, Moskwa belum menutup pintunya untuk memberikan bantuan lain. Orang Rusia menanamkan investasi sebesar 31 miliar euro pada sektor swasta.(AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com