Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Bangga Dikunjungi Xi

Kompas.com - 23/03/2013, 03:02 WIB

Moskwa, Jumat - Presiden China Xi Jinping tiba di Moskwa, Rusia, Jumat (22/3). Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut sembari menyatakan rasa bangga karena negaranya menjadi yang pertama dikunjungi Presiden Xi. Kunjungan itu dipandang sebagai aksi untuk membentuk aliansi guna menandingi dominasi AS dalam berbagai isu global.

Putin memuji kerja sama kedua negara untuk mendorong terciptanya tatanan dunia baru yang lebih adil. ”Fakta bahwa pemimpin baru China melakukan kunjungan pertama ke negara kami telah mengonfirmasikan makna kemitraan strategis yang khusus antara Rusia dan China,” kata Putin berdasarkan siaran pers Kremlin di Moskwa.

Kunjungan ini diharapkan semakin memperkuat kemitraan kedua negara dalam cakupan yang lebih luas dari sebelumnya. Kekuatan ekonomi kedua negara juga akan semakin mendukung rencana-rencana strategis mereka secara internal dan di tingkat lebih luas.

”Diusulkan agar BRICS beranjak dari sebuah forum dialog semata menjadi forum yang memetakan posisi lebih solid dalam mengantisipasi berbagai masalah global,” kata Putin. BRICS adalah kelompok negara-negara kekuatan ekonomi dunia yang sedang menggeliat, terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

”Dalam banyak hal, kami berbicara dengan bahasa yang sama,” kata Xi kepada para wartawan Rusia. ”China dan Rusia adalah mitra strategis utama dan paling penting.”

Kunjungan ini bermakna luas, lebih dari sekadar pendalaman hubungan bilateral, seperti hubungan ekonomi. Dua negara ini sama-sama anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

”Pada dasarnya, kita kini sedang berbicara tentang babak baru hubungan Rusia-China,” kata Sergei Sanakoyev, pengamat China yang dekat dengan Pemerintah Rusia.

Babak baru itu mencakup keinginan China dan Rusia untuk secara bersama-sama menandingi dominasi AS. Namun, dua negara ini menepis sikap bermusuhan dengan kekuatan lain.

Dua negara ini selama Perang Dingin tidak akrab karena terlibat sengketa perbatasan. Kedua negara dipisahkan garis perbatasan sepanjang 4.355 kilometer.

Namun, dalam 25 tahun terakhir, perubahan mendasar telah terlihat. Hubungan ekonomi dan sosial terjalin di antara kedua negara.

Rusia dan China juga seiring sejalan dalam forum PBB untuk menentang dominasi AS, seperti isu invasi Irak, isu nuklir Iran, dan kini isu Suriah. Putin menekankan, kedua negara ingin dunia yang lebih adil.

Ada persamaan yang dimiliki dua negara ini. China selalu dicekal AS dalam berbagai isu. Dengan Jepang, China tidak cocok. India juga selalu curiga pada China. Rusia menghadapi masalah hegemoni dengan Asia Selatan dan Eropa Timur karena pengaruh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan AS.

Dmitry Trenin, Ketua Carnegie Moscow Centre, di Moskwa, mengatakan, China menemukan Rusia sebagai padanan yang pas.

”Karena itu, kedua negara ini akan memberi dunia sinyal tentang sebuah hubungan yang baik dan kuat,” kata Trenin.

Opini akar rumput

Meski demikian, di kalangan akar rumput masih terjadi ketidaksukaan dalam hubungan bilateral. Hal itu terungkap saat Kedutaan Besar Rusia di Beijing mencoba membuka situs mikroblog yang menampung opini warga China terkait hubungan kedua negara.

Menurut kantor berita Agence France-Presse (AFP), komentar yang masuk mayoritas negatif. ”Ambil kembali komunismu karena kau sendiri bahkan tidak mempercayainya,” demikian tulisan dari seorang bernama Xuyang.

”Punahlah dengan partai jahat! Punahlah dengan setan merah! Punahlah dengan sekte!” demikian sambutan lain.

Komentar lain menuntut agar Rusia mengembalikan Manchuria Luar, yang dicaplok Kekaisaran Rusia lewat Traktat Peking pada pertengahan abad ke-19. Negara ini juga terlibat perang perbatasan pada tahun 1969. Pihak Kedutaan Besar Rusia tidak bersedia mengomentari itu.(REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com