Putin memuji kerja sama kedua negara untuk mendorong terciptanya tatanan dunia baru yang lebih adil. ”Fakta bahwa pemimpin baru China melakukan kunjungan pertama ke negara kami telah mengonfirmasikan makna kemitraan strategis yang khusus antara Rusia dan China,” kata Putin berdasarkan siaran pers Kremlin di Moskwa.
Kunjungan ini diharapkan semakin memperkuat kemitraan kedua negara dalam cakupan yang lebih luas dari sebelumnya. Kekuatan ekonomi kedua negara juga akan semakin mendukung rencana-rencana strategis mereka secara internal dan di tingkat lebih luas.
”Diusulkan agar BRICS beranjak dari sebuah forum dialog semata menjadi forum yang memetakan posisi lebih solid dalam mengantisipasi berbagai masalah global,” kata Putin. BRICS adalah kelompok negara-negara kekuatan ekonomi dunia yang sedang menggeliat, terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
”Dalam banyak hal, kami berbicara dengan bahasa yang sama,” kata Xi kepada para wartawan Rusia. ”China dan Rusia adalah mitra strategis utama dan paling penting.”
Kunjungan ini bermakna luas, lebih dari sekadar pendalaman hubungan bilateral, seperti hubungan ekonomi. Dua negara ini sama-sama anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
”Pada dasarnya, kita kini sedang berbicara tentang babak baru hubungan Rusia-China,” kata Sergei Sanakoyev, pengamat China yang dekat dengan Pemerintah Rusia.
Babak baru itu mencakup keinginan China dan Rusia untuk secara bersama-sama menandingi dominasi AS. Namun, dua negara ini menepis sikap bermusuhan dengan kekuatan lain.
Dua negara ini selama Perang Dingin tidak akrab karena terlibat sengketa perbatasan. Kedua negara dipisahkan garis perbatasan sepanjang 4.355 kilometer.
Namun, dalam 25 tahun terakhir, perubahan mendasar telah terlihat. Hubungan ekonomi dan sosial terjalin di antara kedua negara.