Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Meledak, 17 Pengungsi yang Menunggu Makan Tewas

Kompas.com - 22/03/2013, 03:48 WIB

PESHAWAR, KOMPAS.com -- Sedikitnya 17 orang tewas dalam ledakan bom mobil ketika mereka menunggu makanan di sebuah kamp di Pakistan baratlaut, Kamis (22/3/2013). Menurut kepolisian setempat, para korban adalah pengungsi yang menyelamatkan diri dari perang antara pasukan pemerintah dan kelompok militan.     

Bom itu meledak di kamp Jalozai di Nowshera di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, sebuah daerah yang berbatasan dengan Afghanistan dan merupakan markas gerilyawan yang memerangi pemerintah.      

"Makanan sedang dibagikan kepada para pengungsi ketika ledakan itu terjadi," kata kepala kepolisian Nowshera Mohammad Hussain kepada Reuters, dengan menambahkan bahwa 33 orang cedera.

Kamp itu merupakan tempat bagi orang-orang yang menyelamatkan diri dari kekerasan di daerah-daerah etnik Pashtun di perbatasan dengan Afghanistan dimana militan Al Qaeda dan Taliban beroperasi.

Sejumlah pegawai setempat anggota badan penanganan bencana provinsi dan seorang pekerja bantuan dari organisasi non-pemerintah termasuk di antara mereka yang tewas, kata beberapa pejabat.

Taliban Pakistan membantah bertanggung jawab atas ledakan itu. Juru bicara Ihsanullah Ihsan mengatakan kepada Reuters, bahwa "tidak manusiawi dan tidak islami menyerang orang-orang yang tidak berdosa".

Ratusan ribu orang menyelamatkan diri dari konflik dalam lima tahun terakhir, dari daerah-daerah suku di perbatasan atau tempat lain seperti Lembah Swat, sebelah baratlaut Islamabad.      

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.      

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaeda dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung Pemerintah Pakistan.      

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.      

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.      

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan pada 2 Mei 2011.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com