Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Tunisia Desak Pemerintah Islam Mundur

Kompas.com - 17/03/2013, 01:39 WIB

TUNIS, KOMPAS.com - Ribuan warga Tunisia, Sabtu (16/3/2013), turun ke jalan untuk menyerukan agar partai Ennahda yang berhaluan Islam mundur dari pemerintahan. Pengunjuk rasa menuding pemerintah berada di belakang pembunuhan seorang tokoh politik sekuler 40 hari lalu.

Ini adalah unjuk rasa terbesar setelah pembunuhan Chokri Belaid -tokoh politik sekuler- di depan kediamanannya pada 6 Februari. Pembunuhan ini memicu perlawanan rakyat terbesar sejak Revolusi Melati yang menggulingkan diktator Zine Abendin Ben Ali pada 2011 yang sekaligus memulai revolusi Timur Tengah "Arab Spring".

Dalam upaya untuk menenangkan rakyat, PM Hamadi Jebali mengundurkan diri dan kemudian digantikan Ali Larayedh, sesama politisi Ennahda. Larayedh kemudian membentuk pemerintahan koalisi dengan sejumlah tokoh independen menduduki jabatan menteri yang strategis.

Namun, sejauh ini upaya yang diambil pemerintah belum berbuah. Sebab, ribuan orang masih menginginkan Ennahda mengakhiri kepemimpinannya di negeri Afrika Utara itu.

Apalagi, hingga kini belum ada satu pihakpun yang menyatakan bertanggung jawab atas kematian Belaid, meski keluarga sang politisi menuding Ennahda mendalangi pembunuhan itu.

Ennahda membantah tuduhan mendalangi pembunuhan pemimpin oposisi itu dan polisi menyatakan pembunuh Belaid adalah seorang aktivis kelompik Salafi yang radikal.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com