Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus, Harapan akan Pembaruan

Kompas.com - 16/03/2013, 14:13 WIB
Simon Saragih

Penulis

Reformasi dan pembaruan itu dapat dilihat dari munculnya persekutuan kaum awam yang melakukan amal kasih kepada kaum miskin. Salah satu persekutuan yang menonjol adalah persekutuan yang diprakarsai oleh Ettore Vernazza, bernama serikat Cinta Ilahi yang tersebar di Geneva, Swiss, pada Abad XV. Ada juga pembenahan hidup dari Tarekat Hidup Bakti.

Dalam kurun waktu ini kita juga akan melihat bertambahnya komunitas para biarawan dengan tujuan revitalisasi. Ini menonjol dari dua tarekat, yakni Jesuit (didirikan Ignasius Loyola) dan Fransiskan (Fransiskus Asisi).

Serikat Jesuit merupakan Ordo pertama yang tidak menggunakan pakaian khas dan tidak berdoa ibadat harian secara bersama-sama. Ini agar anggotanya dapat bergerak secara leluasa. Semboyannya adalah Ad maiorem Dei Gloriam yang artinya demi lebih besarnya Kemuliaan Allah.

Pada zaman Kontra Reformasi, para Jesuit membela iman dan umat katolik. Jesuit ikut memperbaharui semangat umat, mendidik kader awam di sekolah dan universitas yang bermutu serta mengawali zaman misi baru di seluruh dunia. Banyak Jesuit memajukan berbagai cabang ilmu pengetahuan, mengembangkan teologi, dan menjadi penasihat beberapa raja.

Konstitusi Serikat Jesuit dirancang dan disetujui di Roma oleh Paus Paulus III pada tahun 1540. Jesuit menempatkan diri mereka di bawah pengaturan Paus dan berjanji akan mematuhi Paus sepenuhnya.

Pengajaran, pengakuan dosa, kotbah, dan kerja amal adalah bidang-bidang yang dipegang ordo baru ini, termasuk misi-misi ke luar negeri seperti tahun 1541, di mana Fransiskus Xaverius dan dua temannya meninggalkan Lisbon untuk pergi dan menginjil di Timur Jauh.

Tahun 1546, karir politik Ordo Jesuit dimulai ketika Paus memilih Lainez dan Salmeron (dari Jesuit) untuk mewakilinya di Konsili Trente dengan posisi sebagai "ahli teologia Paus".

Semangat yang menyala-nyala semakin dibangkitkan seiring dengan berjalannya waktu. Selain misi-misi luar negeri, aktivitas para pastor Jesuit mulai diarahkan pada penyelamatan jiwa-jiwa, khususnya di antara orang-orang yang berkuasa.

Politik adalah bidang utama mereka. Semua usaha dari para "pengarah" ini difokuskan kepada satu tujuan, yaitu seluruh dunia agar tunduk kepada Paus. Untuk mewujudkan hal ini "para kepala" (orang-orang yang memegang kekuasaan penting) harus ditaklukkan terlebih dahulu secara iman.

Ada dua senjata penting guna merealisasikan ide tersebut. Para Jesuit harus menjadi imam penasihat bagi orang-orang penting dan penasihat pendidikan bagi anak-anak orang-orang penting tersebut. Demikianlah kiranya para Jesuit mencoba membarui Gereja dari dalam. Mereka mencoba memperbaiki pendidikan para imam, dan menjadi penasihat tokoh-tokoh masyarakat kelas atas dengan pandangan teologi.

Semangat Kemiskinan

Di samping Para Jesuit, ada Fransiskus Asisi. Fransiskus ini adalah orang kudus yang terkenal dengan kesetiaan untuk menjalani kaul dan kemiskinan.

Ia sebenarnya anak seorang kaya di kota Asisi. Ayahnya, Pietro Bernadone merupakan saudagar kaya. Masa muda Fransiskus dilaluinya dengan berfoya-foya.

Ibunya, Donna Pica, prihatin melihat sifat anaknya dan selalu berdoa agar Fransiskus dapat menjadi anak Allah yang setia. Suatu hari perang meletus. Fransiskus hendak ikut serta dalam perang. Fransiskus berniat berangkat perang ke kota Apulia untuk membuktikan kehebatannya.

Di tengah perjalanannya, Fransiskus bermimpi. Ia mendengar suara, "Fransiskus, hendak ke mana kamu?" Ia menjawab "Aku hendak ke Apulia, aku ingin menjadi ksatria."

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com