Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus, Harapan akan Pembaruan

Kompas.com - 16/03/2013, 14:13 WIB
Simon Saragih

Penulis

Lalu suara lain terdengar lagi, "Fransiskus, coba jawab pertanyaanku. Siapa yang dapat berbuat jauh lebih banyak dan jauh lebih besar, Sang Tuan atau hamba?" Fransiskus tanpa ragu menjawab, "Tentu saja Sang Tuan."

"Akan tetapi ketahuilah, selama ini kau hanya mengabdi kepada 'hamba'. Bukankah yang empunya segala-galanya adalah Sang Tuan? Mengapa engkau tidak mengabdi kepada-Nya?"

Fransiskus tersentak. Hati kecilnya berbisik, itu adalah suara Tuhan. Fransiskus segera bersujud dan mengatakan, "Tuhanku! Aku tahu Engkaulah yang berbicara kepadaku. Ya Tuhan, apa kehendak-Mu terhadap diriku? Tunjukkanlah, aku akan melaksanakannya." Tuhan menjawab dalam mimpinya, "Pulanglah. Kelak kau akan Kuberitahu."

Tubuhnya bergetar mengingat mimpinya. Fransiskus pun bergegas pulang. Sejak saat itu tingkah laku Fransiskus amat berubah. Ia tidak pernah lagi hidup bermewah-mewah. Malah ia banyak sekali memberi bantuan bagi Gereja dan kaum miskin dari kekayaan orangtua.

Sang ayah amat berang melihat perilaku anaknya. Sampai akhirnya Fransiskus meninggalkan rumah ayahnya. Ia bertekad berkelana mewartakan kabar gembira. Sejak saat itu Fransiskus bersumpah menjadikan kemiskinan sebagai "mempelainya".

Harta yang dimilikinya hanya jubah kasar yang menempel di tubuhnya. Ia banyak melayani kaum papa, terutama orang-orang kusta. Karyanya kemudian diketahui banyak orang. Bahkan terdapat beberapa orang yang kemudian menjadi pengikutnya.

Fransiskus membangun diri serta rumahnya, yaitu ordonya di atas wadas yang kokoh, yaitu kerendahan hati dan kemiskinan Putra Allah yang amat besar. Maka ia menamai ordonya Ordo Saudara Hina Dina.

Pada Tahun 1205 (musim gugur) Fransiskus mendapat "perintah" di San Damiano. "Fransiskus, pergilah dan perbaikilah gerejaKu yang nyaris roboh ini," demikian suara yang dia dengar lagi pada tahun 1206 (Januari atau Februari) di sebuah gereja yang runtuh di San Damiano.

Ayahnya gelisah dan berang dengan perangai Fransiskus. Dalam sebuah peristiwa di depan Uskup setempat di Asisi, Bernardone menuntut supaya Fransiskus mengembalikan semua harta yang telah diberikannya.

Fransiskus menanggapi dengan menelanjangi diri mengembalikan semua pakaian yang melekat di badannya kepada bapanya. Uskup Assisi menutupi ransiskus dengan mantelnya.

Mulai saat itu Fransiskus dengan mengenakan pakaian pertapa sibuk merawat penderita lepra di Gubbio. Kemudian dia kembali ke Assisi dan membangun kembali Gereja San Damiano. Dia juga memperbaiki Gereja St Petrus dan Gereja Ratu Para Malaikat di Portiuncula.

Pada satu perayaan Liturgi Fransiskus mendengar Injil Mateus tentang kemiskinan yang dibacakan saat ritual di sebuah gereja. Ia mengambil petikan Injil soal kemiskinan itu sebagai pedoman hidup.

Dalam hidupnya Fransiskus lebih suka melakukan pendekatan sosial, ketimbang melakukan pertempuran doktrinal. Ini menjadi hal paling penting kelak yang dilakukan oleh gereja.

Sebagai pejuang kaum miskin dan yang paling rentan, dia membawa pesan cinta dan kasih sayang. Ini mengilhami dunia selama lebih dari 2.000 tahun, bahwa kita melihat wajah Tuhan.

Gereja kini yang bergejolak

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com