Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Pertama Paus Fransiskus

Kompas.com - 15/03/2013, 06:52 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

VATIKAN, KOMPAS.com — Paus Fransiskus mengingatkan Gereja Katolik bahwa bila tak ada pembaruan spiritual, gereja akan tak beda dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang penyayang. Kerendahhatian dan pesan tentang perlunya pembaruan gereja mewarnai aktivitas Paus Fransiskus di hari-hari pertama setelah terpilih melalui konklaf, Rabu (13/3/2013).

"Jika kita tidak mengakui Kristus, apa yang akan kita dapat? Kita akan berakhir (sebagai) LSM penyayang," kata Paus dalam misa perdananya setelah terpilih di Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (14/4/2013). Di depan para kardinal, dia mengibaratkan situasi itu sebagai istana pasir yang dibangun anak-anak dan kemudian hancur.

Seperti dilaporkan BBC, Paus Fransiskus sudah langsung memperlihatkan gaya kepausan yang akan dijalankannya. Selama ini, dia dianggap sebagai sosok yang konservatif, tetapi sekaligus dinilai memiliki potensi mereformasi birokrasi Vatikan.

Ini gaya Paus Fransiskus

Seusai dipastikan terpilih menjadi Paus menggantikan Paus Emeritus Benediktus XVI, Paus Fransiskus sudah langsung membuat banyak kalangan gembira dengan sikapnya yang rendah hati. Kerendahhatian itu kental terasa dalam pidato perdananya, Rabu (13/3/2013) malam waktu setempat, ketika ia meminta doa dan berkat dari ribuan umat Katolik yang berkumpul di lapangan Basilika St Petrus sebelum nantinya dia yang akan memberikan berkat kepada umat.

Keesokan harinya, Kamis (14/3/2013), Paus Fransiskus menolak menumpang mobil khusus berpengawal yang disediakan untuknya dan memilih bergabung dengan para kardinal di bus. Seusai konklaf, Paus Fransiskus juga langsung kembali ke rumah pendeta di sisi lain Vatikan yang ditempatinya sebelum konklaf, meninggalkan fasilitas hotel yang disediakan selama konklaf. "Dia mengemasi tasnya dan kemudian membayar tagihan untuk kamarnya sehingga memberi contoh yang baik," kata juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi.

Saat menerima penghormatan dari para kardinal setelah terpilih, Paus Fransiskus juga mendobrak tradisi yang berjalan selama ini. Bukannya duduk di takhta kepausan, dia memilih menerima penghormatan dengan tetap berdiri. Jumat (15/3/2013), Paus Fransiskus dijadwalkan menemui para kardinal yang berusia di atas 80 tahun, yang tak lagi ikut serta dalam konklaf. Sabtu (16/3/2013), dia diagendakan bertemu dengan media massa dalam sebuah forum audiensi. Akan ada agenda kunjungan ke Paus Benediktus XVI di Kastel Gandolfo, tetapi belum ditetapkan kapan tepatnya. Misa pengukuhan dijadwalkan berlangsung pada 19 Maret 2013.

Fakta bahwa agenda audiensi media mendahului beberapa agenda yang lebih khusus dinilai sebagai pertanda adanya kesadaran bahwa doa saja tak cukup untuk mengatasi beragam persoalan gereja saat ini. Apalagi, pada praktiknya nanti, Paus bukanlah sosok yang akan begitu saja bisa dihubungi media atau bicara ke media. Urusan semacam itu biasanya dijalankan juru bicara Vatikan. 

Reformasi gereja?

Terpilihnya Jorge Mario Bergoglio, namanya sebelum berganti menjadi Paus Fransiskus seusai terpilih, sebagai pengganti Paus Benediktus XVI memang mengejutkan bagi sebagian kalangan meskipun Bergoglio dikabarkan merupakan pesaing kuat Benediktus pada konklaf 2005, dan sudah diramalkan bakal ada Paus yang berasal dari luar Eropa setelah 1.300 tahun.

Walau punya reputasi sebagai konservatif, Paus Fransiskus juga dinilai punya potensi mereformasi gereja dan diduga dia terpilih karena dukungan para kardinal yang menginginkan reformasi tersebut. Tantangan berat yang langsung akan menanti Paus Fransiskus adalah mereformasi Kuria, Badan Gereja. Isu lain yang diperkirakan bakal menjadi tantangan bagi Paus Fransiskus antara lain soal peran perempuan, ketegangan antaragama, dan terus berkurangnya jemaat di beragam belahan dunia.

Dari nama yang dipilihnya, menurut Vatikan, itu merujuk pada Fransiskus dari Asisi, sudah menggambarkan semangat pembaruan, pelindung, dan kepedulian sosial. Akankah itu benar-benar menjadi garis kebijakan kepausannya? 

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Pemilihan Paus Baru

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com