Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Paus Baru Memilih Nama?

Kompas.com - 13/03/2013, 18:25 WIB

KOMPAS.com — "Apalah arti sebuah nama?" Itulah kalimat terkenal ciptaan pujangga Inggris, William Shakespeare.

Mungkin bagi orang kebanyakan, arti sebuah nama tidaklah terlalu penting. Namun, bagi seorang paus, pemimpin umat Katolik sedunia, nama yang disandang memiliki arti yang sangat penting.

Sesaat setelah sidang kardinal memutuskan paus baru, maka pertanyaan pertama untuk sang paus adalah: "Nama apa yang akan Anda pakai?"

Diyakini seperti gaya paus memerintah—liberal atau konservatif, reformis atau konservatif—maka akan diketahui seperti itulah dia memilih namanya.

Hingga abad keenam, para paus menggunakan nama yang diberikan orangtua mereka. Maka, saat itu dikenal Paus Sylvester, Paus Julius, atau Paus Victor. Lalu, pada 533, seorang pastor bernama Merkurius terpilih menjadi pemimpin gereja. Gereja memutuskan seorang paus dengan nama dewa pagan, Merkurius, tidaklah cocok.

Akhirnya Merkurius memilih nama jabatannya. Dia memilih nama Paus Yohanes II. Sejak itulah, hampir seluruh paus menggunakan nama baru saat naik takhta. Mereka biasanya menggunakan nama para orang suci, paus terdahulu, atau keluarga mereka yang sudah meninggal dunia.

"Mereka mencoba mengambil sedikit ketenaran dari para pendahulu mereka," kata Thomas Reese, pengamat Vatikan dari harian National Catholic Reporter.

Dua pertanyaan

Memilih nama adalah sebuah keputusan yang diambil setelah sebuah pertimbangan yang matang. Paus yang baru terpilih akan mendapat dua pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah apakah dia menginginkan "pekerjaan" barunya. Dan, pertanyaan kedua adalah soal nama yang akan disandangnya.

Saat Kardinal Joseph Ratzinger terpilih menjadi paus pada 2005, dia memilih nama Benediktus XVI untuk menghormati dua orang. Orang pertama adalah Paus Benediktus XV yang memimpin Gereja Katolik melalui Perang Dunia I. Kedua adalah penghormatan untuk Santo Benediktus yang adalah seorang intelektual, seperti halnya Ratzinger.

Santo Benediktus juga dikenal gigih dalam meletakkan dasar-dasar iman Kristiani dalam kebudayaan dan peradaban Eropa.

Sehingga, Benediktus XVI berharap nama yang dipilihnya bisa membantu pekerjaannya sebagai paus untuk membantu umat Katolik tetap mengimani Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari.

"Benediktus melihat Eropa sebagai masalah kunci dan tempat yang harus menjadi fokus Vatikan," papar Reese.

Namun, pemilihan nama tak selalu berlatar belakang sejarah kepausan. Paus yang dikenal sebagai seorang reformis Paus Yohanes XXIII, yang terpilih pada 1958, mengatakan, dia memilih nama Yohanes karena sama dengan nama gereja kecil tempat dia dibaptis semasa kanak-kanak.

Yohanes sejauh ini menjadi nama yang paling banyak digunakan para paus.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com