Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kepulauan Falklands Gelar Referendum

Kompas.com - 11/03/2013, 13:39 WIB

STANLEY, KOMPAS.com — Pemungutan hari pertama dari referendum dua hari di Kepulauan Falklands ditutup, Minggu (10/3/2013), dengan persentasi keikutsertaan warga yang sangat besar.

Referendum ini adalah upaya Kepulauan Falklands menunjukkan pada dunia bahwa mereka ingin berada di bawah bendera Inggris meski belakangan Argentina kembali melayangkan klaimnya atas kepulauan yang juga dikenal dengan nama Malvinas itu.

"Jumlah warga yang ikut serta sangat luar biasa," kata anggota Parlemen Falklands, Barry Elsby.

Dalam referendum ini, 1.672 warga yang memiliki hak suara diminta memberikan jawaban atas pertanyaan apakah mereka ingin tetap menjadi bagian teritori seberang lautan Inggris.

Hasil referendum ini akan diketahui pada Senin (11/3/2013). Kemungkinan besar hampir semua pemilih akan memilih "ya" sebagai bukti keinginan mereka tetap berada di bawah bendera Inggris.

"Apa pun yang dikatakan Argentina, dunia tidak akan mengabaikan hasil referendum," kata Elsby, yang pindah ke Falklands pada 1990.

"Saya sangat bangga dengan apa yang kami lakukan hari ini," sambung Elsby.

Namun, Argentina menilai referendum itu tidak memiliki landasan hukum dan tidak akan memengaruhi klaim Argentina atas kepulauan itu.

Inggris menguasai Falklands sejak 1883, tetapi Argentina menganggap Inggris menjajah wilayah teritorial Argentina.

Ketegangan diplomatik memanas berbarengan dengan ditemukannya minyak di sekitar kepulauan yang tandus itu.

Warga Falklands berharap hasil referendum itu akan menjadi pesan kepada dunia internasional agar menerima keinginan mereka tetap berada di bawah kekuasaan Inggris.

Sebab, banyak negara yang tak ingin campur tangan dalam masalah ini. Salah satunya AS yang tidak mau mendukung Inggris meski kedua negara bersekutu dekat.

Referendum yang diawasi pengamat internasional, sebagian besar dari Amerika Latin, merupakan tantangan dalam penyediaan logistik pemilihan.

Kepulauan ini memiliki luas 12.000 km persegi dengan penduduk sebanyak 2.563 orang yang sebagian besar tinggal di ibu kota Stanley. Namun, sisanya tersebar di berbagai lahan pertanian di seluruh kepulauan.

Argentina pernah berusaha merebut kepulauan ini dengan mengerahkan militernya pada 2 April 1982 yang memicu perang selama 74 hari. Perang singkat itu menewaskan 649 tentara Argentina dan 255 tentara Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com