Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran dari Tsunami Jepang

Kompas.com - 11/03/2013, 03:03 WIB

Seperti disampaikan Profesor Teruyuki Kato dari Earthquake Research Institute (ERI) The University of Tokyo, yang ditemui Kompas beberapa saat setelah gempa dua tahun silam, ilmu prediksi tentang gempa dan tsunami terbatas. ”Kami belum bisa meramalkan dengan tepat, kapan, di mana, dan seberapa kuat gempa akan terjadi,” katanya. Satu-satunya cara paling masuk akal adalah menjauhkan warga dari zona bahaya tsunami.

Tak mengherankan jika Yomiuri Shimbun, edisi 13 November, 2012 melaporkan, 12 pemerintah daerah yang terdampak tsunami berencana meninggikan tanah di wilayah mereka. Rata-rata ditinggikan satu hingga enam meter. Namun, sebagian wilayah ditinggikan hingga 17 meter sehingga mencapai 18 meter dari permukaan laut.

Lahan yang akan ditinggikan mencapai luasan 740 hektar dan dibutuhkan material uruk hingga 17,5 juta kubik meter. Sebagian material berasal dari sampah tsunami.

Berbeda dengan rekonstruksi di Jepang yang didasari pada pembelajaran bencana sebelumnya, kota-kota di Indonesia yang pernah dilanda tsunami, kembali dibangun di zona bahaya. Kota Banda Aceh, misalnya, dibangun tanpa perubahan tata ruang. Hanya dibangun empat bangunan shelter tsunami, yang terbukti tak terpakai saat gempa besar terjadi pada April 2012—dan saat ini direncanakan untuk dibangun di beberapa tempat lain. Jepang yang jauh lebih bersiaga pun mengalah dengan membangun permukiman menjauh dari zona bahaya....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com