Caracas, Kompas -
Presiden AS Barack Obama, Kamis (7/3), menawarkan bantuan dan akan mengirimkan delegasi resmi untuk menghadiri pemakaman Chavez, Jumat ini, sebagai langkah damai.
Chavez meninggal, Selasa, setelah mengalami serangan jantung dalam perjuangan melawan kanker selama hampir dua tahun. Hubungan AS dan Venezuela renggang karena semasa berkuasa Chavez kerap melontarkan pernyataan keras kepada AS.
Pejabat senior pemerintahan Obama mengatakan, AS berharap dapat membangun kembali hubungan baik dengan Venezuela. Namun, AS belum akan mendapatkan kepastian mengenai sikap Venezuela karena harus menunggu hasil pemilihan presiden Venezuela.
Negara-negara Amerika Latin berharap hubungan baik dengan Venezuela tak terganggu. Kuba, yang mengalami krisis ekonomi tahun 1990-an karena kejatuhan Uni Soviet, cemas akan kembali dilanda depresi jika Venezuela berubah sikap.
”Sejak Chavez sakit, orangtua saya terus berkata, ’Tuhan, jangan biarkan krisis berulang’,” ujar Francis Gomez (22), warga Pinar del Rio, Kuba.
Lebih dari 12 negara Amerika Latin dan Karibia yang perekonomiannya lemah bergantung pada miliaran dollar AS penjualan minyak Venezuela. Chavez membuat perjanjian menyatukan negara-negara itu untuk melawan Amerika Serikat.
Kuba, misalnya, menerima 92.000 barrel minyak per hari untuk memenuhi separuh kebutuhan mereka dengan nilai total 3,2 miliar dollar AS per tahun. Nikaragua mendapatkan 12 juta barrel per tahun atau senilai 1,2 miliar dollar AS. Negara lain yang juga mendapat dukungan Venezuela antara lain Dominika, Haiti, dan Jamaika.
Wartawan Kompas,
Dalam suasana duka, pejabat Venezuela belum menyampaikan pernyataan tentang masa depan negeri itu. Mereka baru mengumumkan hari Jumat sebagai hari pemakaman Chavez, tanpa waktu dan tempat pemakaman.
Sejumlah kepala negara sahabat hadir melayat, termasuk Presiden Bolivia Evo Morales, sahabat dekat Chavez. Morales dan Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro berdesak-desakkan bersama massa di Akademi Militer, tempat jenazah Chavez disemayamkan. Bahkan, Morales dan Maduro sempat terjatuh. Sementara itu, Kuba mengumumkan masa berkabung selama tiga hari.
Kelompok musik melantunkan himne batalyon Chavez yang pertama saat konvoi jenazah menuju Akademi Militer Caracas. Ratusan ribu orang yang berduka berjejal di tepi jalan menyampaikan salam perpisahan. Masyarakat berbagai usia mengenakan pakaian berwarna merah, warna Partai Sosialis PSUV.
Kepala Pasukan Pengamanan Venezuela Jenderal Jose Ornella mengatakan, Chavez wafat karena serangan jantung. ”Dia tak mampu berbicara, tetapi gerak bibirnya mengatakan, ’Aku tak mau mati. Tolong jangan biarkan aku mati,’ karena dia sangat mencintai negaranya,” kata Ornella.
Dunia kini menunggu pemimpin Venezuela berikutnya. Pasukan keamanan disebar di Venezuela setelah Chavez meninggal. Namun, Menteri Luar Negeri Elias Jaua mengatakan, negara dalam kondisi aman. Militer Venezuela menunjukkan dukungan yang kuat untuk Maduro.(AP/AFP/REUTERS/bay)