KUPANG, KOMPAS.com -- Sejumlah TKI asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, di Sabah, Malaysia, mulai merasa cemas. Mereka menghubungi anggota keluarga di Kupang, dan menyatakan ingin pulang tetapi tidak punya biaya perjalanan.
Markus Molan (49), TKI asal desa Demondei, Pulau. Adonara, Flores Timur, yang sedang berada di Kunak, Malaysia Timur, menghubungi anggota keluarga di Kupang, Rabu (6/3) mengatakan. Mereka mengatakan, situasi di Sabah sangan genting.
"Pasukan Kesultanan Sulu menggunakan sistem perang gerilya sehingga mereka masuk ke hutan-hutan, kamp penampungan para TKI. Ini yang membuat polisi dan tentara Malaysia bisa membabi buta mengejar dan menembak mereka, dan kami bisa jadi sasaran," kata Molan.
Molan yang sudah 23 tahun bekerja di Sabah mengatakan, hubungan mereka dengan sejumlah polisi setempat sana sangat baik. Akan tetapi, belum tentu Polisi Diraja Malaysia ingin melindungi warga pendatang, termasuk warga Indonesia.
"Kalau boleh Pemerintah Indonesia segera melakukan koordinasi dengan Malaysia terkait keberadaan ribuan TKI di Sabah. Harus ada komitmen Malaysia untuk melindungi warga Indonesia," kata Molan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.