Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Telah Berupaya Cegah Bentrokan Sabah

Kompas.com - 05/03/2013, 13:29 WIB

MANILA, KOMPAS.com  Seorang Juru Bicara Presiden Benigno Aquino, Selasa (5/3/2013), mengatakan bahwa Filipina telah melakukan semua yang bisa dilakukan guna mencegah kekerasan yang akhirnya pecah di Sabah.

Malaysia hari ini melancarkan gempuran terhadap kelompok bersenjata Filipina di sana. Sebelumnya, sebanyak 27 orang dilaporkan telah tewas dalam bentrokan sejak pengikut Jamalul Kiram III, pewaris Kesultanan Sulu, mendarat di Sabah pada 12 Februari dengan kapal.

"Kami telah melakukan segala hal yang kami bisa untuk mencegah hal itu, tetapi pada akhirnya, orang-orang Kiram memilih jalan ini," kata Juru Bicara Aquino, Ricky Carandang, tentang orang-orang bersenjata itu, yang mengklaim sebagian wilayah Sabah sebagai bagian dari Kesultanan Muslim Filipina yang kini sudah tidak ada.

Carandang mengatakan, Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario masih berada di Kuala Lumpur untuk melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Malaysia terkait krisis keamanan di Sabah itu.

Seorang juru bicara Pemerintah Malaysia di Sabah, Selasa, mengatakan, sebuah operasi dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa orang bersenjata, yang bersembunyi di Desa Tanduo.

Sementara itu, dari Manila, Juru Bicara Kiram, yang memproklamasikan diri sebagai Sultan Sulu, mengatakan, pemimpin orang-orang bersenjata itu melaporkan kepadanya melalui telepon bahwa pertempuran sedang berlangsung di Sabah. "Tidak ada yang bisa dilakukan tentang hal itu sekarang," kata Juru Bicara Abraham Idjirani seraya menekankan bahwa pengumuman para pria itu sebelumnya bahwa mereka akan berjuang sampai akhir tetap tidak berubah.

"Kami bukan penyusup. Mereka (Malaysia) adalah orang-orang yang menduduki tanah leluhur kami," katanya.

Kekuasaan Kesultanan Sulu memudar sekitar satu abad lalu, tetapi keturunanya terus menerima pembayaran dari Malaysia berdasarkan kesepakatan sewa atas Sabah. Kesepakan itu terjadi pada masa kekuasaan kolonial Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com