Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Syiah Berkabung Tiga Hari

Kompas.com - 05/03/2013, 03:49 WIB

Karachi, Senin - Karachi, kota terbesar di Pakistan, Senin (4/3), lengang setelah pemerintah menetapkannya sebagai hari berkabung nasional untuk mengenang 45 warga Syiah yang tewas akibat bom mobil sehari sebelumnya. Warga Syiah memberlakukan tiga hari berkabung.

Lalu lintas nyaris sepi karena semua lembaga pendidikan, pusat bisnis, dan pasar tutup. Asosiasi pengemudi angkutan perkotaan dan pedagang di Karachi berhenti bekerja sepanjang hari untuk mengenang para korban.

”Tak akan ada transportasi publik yang jalan hari ini,” kata Ketua Asosiasi Pengemudi Karachi Irshad Bokhari. Ketua Aliansi Pedagang Karachi Attique Mir menambahkan, pusat-pusat perbelanjaan dan mal, termasuk aktivitas bisnis, diliburkan.

Ledakan bom yang mematikan itu terjadi pada Minggu. Saat itu ratusan anggota jemaah baru saja menjalani shalat di satu masjid di kompleks permukiman Syiah.

Bom yang meledak di kawasan Abbas itu menghancurkan dua apartemen dan beberapa bangunan di sekitarnya. Sedikitnya 45 warga Syiah tewas dan 150 orang terluka. Jumlah korban diperkirakan bertambah karena banyak warga tertimbun puing-puing bangunan. Para pejabat menjelaskan, para korban selamat yang rumahnya rusak atau roboh diungsikan ke gedung sekolah.

Pusat ekonomi nasional

Karachi adalah kota pusat kegiatan ekonomi terbesar nasional. Aktivitas ekonomi di kota ini menyumbang 42 persen produk domestik bruto, 70 persen penghasilan pajak, dan 62 persen hasil pajak penjualan secara nasional.

Namun, Karachi kerap dilanda konflik sektarian, etnis, dan politik. Tahun lalu, konflik menewaskan lebih dari 2.200 orang, yang secara rutin menyebabkan lumpuhnya kegiatan ekonomi dan bisnis di kota tersebut. Stabilitas ekonomi nasional juga terguncang.

Kawasan Abbas adalah salah satu wilayah di Karachi yang dihuni mayoritas Syiah. Akan tetapi, sejumlah warga Sunni turut menjadi korban dalam serangan bom terbaru tersebut. Petugas sedang mengidentifikasi korban dengan mencocokkan identitas keluarga mereka.

Parlemen Pakistan saat ini sebenarnya sedang larut dalam berbagai agenda persiapan pemilu. Kekerasan yang terus meningkat terhadap kelompok minoritas Syiah, yang membentuk 20 persen dari total 180 juta warga Pakistan, telah menjadi persoalan serius keamanan negara.

Human Rights Watch mengatakan, tahun 2012 adalah periode paling mematikan di Pakistan karena lebih 400 warga Syiah tewas akibat serangan ekstremis Sunni, Lashkar-e-Jhangvi. Kelompok ini juga mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Januari dan Februari 2013, yang menewaskan hampir 200 warga Syiah.(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com