Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Ditambah, Warga Mengungsi

Kompas.com - 05/03/2013, 03:44 WIB

SEMPORNA, SENIN - Situasi keamanan di sejumlah kawasan di Negara Bagian Sabah, Malaysia, belum membaik. Kondisi itu memicu ketakutan warga setempat, yang memilih mengungsi keluar dari desa masing-masing.

Sementara itu, Pemerintah Malaysia menggandakan jumlah personel militer dan polisi yang mereka terjunkan ke Sabah. Menurut Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, seperti dikutip kantor berita Bernama, Senin (4/3), tambahan dua batalyon tentara saat ini tengah bergerak menuju Sabah. Mereka dilengkapi kendaraan lapis baja.

Dalam perkembangan lain, Pemerintah Filipina mendesak Pemerintah Malaysia menerapkan ”toleransi maksimum” terhadap ratusan warga Filipina yang menyusup ke Sabah, tiga pekan lalu. Filipina mengirimkan Menteri Luar Negeri Albert del Rosario ke Kuala Lumpur untuk membicarakan penyelesaian krisis yang telah menewaskan sedikitnya 27 orang tersebut.

Selain itu, pihak Filipina juga meminta otoritas Malaysia mengizinkan kapal angkatan laut mereka merapat ke Lahad Datu untuk memberikan bantuan medis dan membawa pekerja sosial. Mereka juga akan membawa pulang warga negaranya, yang terluka atau tewas, kembali ke Filipina.

Krisis tersebut berawal dari penyusupan 100-300 warga Filipina selatan yang mengaku sebagai ”Tentara Diraja Kesultanan Sulu” ke kawasan Lahad Datu, Sabah, awal Februari lalu. Pengepungan oleh aparat keamanan Malaysia terhadap para penyusup pecah menjadi baku tembak yang menewaskan 14 orang, Jumat pekan lalu.

Hari Minggu, krisis itu meluas ke Semporna, kota yang berjarak sekitar 150 kilometer sebelah selatan Lahad Datu. Terjadi kontak senjata antara sekelompok pria tak dikenal dan polisi yang menewaskan 6 polisi dan 6 penyerang. Seorang penyerang lagi tewas dikeroyok warga.

Julasri Yaakob (38), warga Semporna, mengatakan, ia dan keluarganya memilih mengungsi karena ketakutan setelah mendengar baku tembak tersebut. Tiga jasad penyerang terlihat masih tergeletak di jalanan hingga hari Senin.

Mantan PM Mahathir Mohamad menegaskan perlunya aparat keamanan Malaysia mengambil tindakan mematikan terhadap para penyusup. Langkah itu dia nilai wajar mengingat Sabah telah diserang lebih dulu.

Seperti diwartakan, para penyusup itu datang untuk mengklaim Sabah sebagai warisan leluhur mereka dan menuntut dikembalikan ke Kesultanan Sulu.

WNI dievakuasi

Di tengah krisis keamanan yang jarang dialami Malaysia tersebut, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan telah mulai mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kawasan konflik. Menurut Konsul Jenderal RI di Kota Kinabalu, Soepeno Sahid, dalam siaran pers, Senin, sebanyak 162 tenaga kerja Indonesia dari sejumlah perkebunan di Sabah diliburkan sementara dan diungsikan ke kompleks Embara, sekitar 6 kilometer dari Lahad Datu.

Ketegangan terkait krisis di Sabah ini juga terjadi di dunia maya. Komunitas peretas dari Malaysia dan Filipina saling serang. Mengutip situs berita Philippines Star, serangan peretas diketahui terjadi sejak Sabtu. Sejumlah peretas individual Malaysia membobol sejumlah situs di Filipina. Serangan balasan dilakukan kelompok peretas Filipina, yang mengklaim telah meretas 175 situs Malaysia, termasuk situs lembaga pemerintah. (AP/AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com