Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pintu Negosiasi Tertutup

Kompas.com - 03/03/2013, 02:45 WIB

Akhirnya, Jumat lalu, terjadi baku tembak antara aparat keamanan Malaysia dan para penyusup. Dua polisi Malaysia dan 12 penyusup tewas.

Pemicu bentrokan belum diketahui pasti. Najib mengklaim dua polisi Malaysia tewas setelah dijebak. ”Saya diberi tahu bahwa sebagian penyusup itu telah mengibarkan bendera putih (tanda menyerah), tetapi saat pasukan Malaysia mendekat, mereka malah menembak,” ujar Najib.

Presiden Aquino menyatakan, cara yang ditempuh warga Sulu itu salah. ”Jika kalian ingin menyampaikan protes, jalan yang kalian tempuh ini salah. Jalan yang adil dan satu-satunya jalan yang benar saat ini adalah segera menyerah,” kata Aquino kepada kelompok penyusup itu.

Ratusan warga Filipina itu mengaku datang ke Sabah atas perintah Sultan Jamalul Kiram III. Kiram (74) mengaku sebagai penerus takhta Kesultanan Sulu yang dulu pernah menguasai kawasan selatan Filipina dan sebagian Pulau Kalimantan.

Kekuasaan kesultanan itu pudar sejak seabad silam, dan kini wilayah Sulu menjadi bagian dari negara Filipina dan Malaysia. Meski demikian, Pemerintah Malaysia masih terus membayar sejumlah uang kepada penerus kesultanan itu sebagai kelanjutan perjanjian sewa wilayah sejak era kolonial Inggris.

Tak akan mundur

Juru bicara Kiram, Abraham Idjirani, menegaskan, warga Sulu itu akan tetap bertahan di Sabah. Idjirani mengatakan, kematian para pengikut Sultan itu justru memperkuat tekad mereka untuk terus mempertahankan hak-hak orang Filipina atas Sabah.

Anak perempuan Kiram, Jacel Kiram, menambahkan, ini adalah persoalan kehormatan. ”Mereka tak akan kembali ke sini karena kehormatan lebih berharga daripada nyawa. Apalah artinya hidup tanpa kehormatan?” ujarnya kepada stasiun radio DZBB di Manila. (AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com