Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlindungan Nasabah Menjadi Tantangan

Kompas.com - 02/03/2013, 02:56 WIB

Singapura, Kompas - Perlindungan nasabah akan menjadi persoalan dan isu utama dalam suksesnya pengembangan bank tanpa cabang (branchless banking). Masih banyak masyarakat Indonesia yang ragu dalam memanfaatkan jasa perbankan bergerak dan perbankan internet, sekalipun jauh lebih praktis.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakanhal itu, Jumat (1/3), di Singapura, di sela Asian Financial Services Congress 2013, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Hermas E Prabowo.

Menurut Ronald, saat ini baru sekitar 40 persen masyarakat Indonesia yang sudah menggunakan jasa perbankan. Sekitar 60 persen masih belum tersentuh. Umumnya mereka yang belum tersentuh ada di pedesaan, atau di daerah-daerah tak terjangkau.

Di sisi lain, perbankan enggan masuk ke sana karena biaya operasional tinggi. Apalagi kalau sampai membuka kantor cabang baru. Saat ini saja, rasio biaya operasional dan pendapatan operasional perbankan Indonesia masih berkisar 80. Bandingkan dengan bank-bank di negara lain yang rata-rata di bawah 50.

Produktivitas SDM perbankan Indonesia juga sebagian masih rendah dan masih harus ditingkatkan. Kalau terus dengan pendekatan konvensional, seperti melakukan transaksi secara tunai atau harus ke kantor-kantor cabang, akan sulit berkembang. Karena itu, BI mendorong bank tanpa cabang, yang ketentuannya akan diluncurkan paling lambat semester I tahun 2013 ini.

Dengan konsep itu, bank tidak harus hadir secara fisik di mana-mana. Perbankan boleh membuka bisnis tanpa kantor. Caranya melalui teknologi, seperti perbankan bergerak dan perbankan internet.

Melalui agen bank

Ronald mengatakan, dalam membuka rekening, nasabah tidak harus datang ke kantor cabang. Tetapi bisa melalui agen yang ditunjuk perbankan. Tentu dengan aturan main yang tidak terlalu rumit.

Misalnya kalau di Bali, bisa melalui koperasi karena di sana ada Subak. Bisa juga lewat pusat belanja seperti Alfamart, Alfamidi, dan sebagainya. ”Dengan pola seperti ini, diharapkan masyarakat yang tadinya tidak terjangkau bank, menjadi terjangkau,” ujarnya.

Paling tidak masyarakat bisa menabung, membayar tagihan, menerima uang kiriman dari luar negeri dari keluarganya yang kerja di luar negeri. Karena itu, perlu edukasi kepada masyarakat. ”Prinsipnya bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kita punya uang tetapi tidak harus memegang uang,” katanya.

Ronald mengatakan, beberapa inisiatif bank tanpa cabang sudah jalan seperti dilakukan perbankan dan perusahaan telekomunikasi penyedia jasa dengan e-banking. Bank Mandiri sudah mulai melakukannya di Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com