Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangkaian Bom Kembali Hantam Baghdad

Kompas.com - 02/03/2013, 02:21 WIB

baghdad, jumat -  Serangan bom berseri di Baghdad, ibu kota Irak, dan sekitarnya, termasuk dua bom mobil di dekat lapangan sepak bola, menewaskan 23 orang dan melukai lebih dari 60 orang. Petugas medis dan petugas keamanan, Jumat (1/3), menjelaskan, serangan itu terjadi sehari sebelumnya.

Dengan demikian, lebih dari 210 orang tewas dan 550 orang terluka akibat serangan bom yang terjadi sejak Februari. Irak nyaris tidak pernah sepi dari serangan bom belakangan ini, dengan sasaran utama adalah permukiman Syiah, seperti yang juga terjadi dalam serangan pada Kamis di Baghdad selatan.

Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan, sebuah bom mobil meledak di dekat lapangan sepak bola di daerah Shuala, Baghdad. Insiden itu diikuti ledakan kedua setelah pasukan keamanan tiba di lokasi ledakan pertama. Polisi dan pejabat medis mengatakan, 19 orang tewas dan 30 orang cedera dalam dua ledakan itu.

Di Mahmudiyah, Baghdad selatan, seorang milisi meledakkan granat tangan ketika warga berusaha menangkapnya. Lima bom meledak di lokasi berdekatan. Petugas keamanan dan medis menjelaskan bahwa 2 orang tewas dan 7 orang cendera.

Dua bom pinggir jalan juga meledak di daerah Shurta al-Rabea, Baghdad selatan, menewaskan 1 orang dan mencederai 7 orang. Para pejabat mengatakan, ledakan bom mobil juga terjadi di Aziziyah, di tenggara Baghdad. Sedikitnya 1 orang tewas dan 17 orang terluka parah.

Orang-orang bersenjata juga membunuh seorang komandan milisi Sahwa yang menentang Al Qaeda dan milisi lain. Sementara penembak jitu membunuh seorang tentara Irak. Dua insiden itu terjadi di barat kota Kirkuk di Irak utara.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom itu. Namun, gerilyawan sering melancarkan serangan bom bunuh diri untuk menggoyahkan pemerintah dan mendorong pecahnya kekerasan sektarian di Irak.

Hampir tiap hari

Kekerasan di Irak turun secara signifikan setelah mencapai puncaknya pada 2006-2007. Namun, 10 tahun setelah invasi asing yang dipimpin Amerika Serikat dimulai pada 2003 untuk menggulingkan diktator Saddam Hussein, serangan semakin sering dan terjadi hampir tiap hari.

Serangan terbaru itu menegaskan gelombang pengeboman dan serangan bunuh diri di Irak di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra pemerintahnya. Warga Sunni penentang Maliki, yang asal Syiah, menggelar pawai protes selama beberapa pekan, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri.

Unjuk rasa berawal pada Desember lalu. Massa memprotes penangkapan pengawal Menteri Keuangan Rafa al-Essawi, tokoh Sunni terkemuka. Sejak itu, protes meluas. Pemerintah berusaha menghentikan dengan mengatakan telah membebaskan ribuan tahanan dan meningkatkan gaji milisi Sunni yang memerangi Al Qaeda.

Wakil Perdana Menteri Hussein al-Shahristani, Kamis (28/2), mengumumkan pembebasan 160 tahanan, termasuk 13 wanita. Dia mengatakan, 4.000 tahanan telah dibebaskan sejak awal tahun ini. Sebagian bekas tahanan dapat meminta kompensasi jika tidak terlibat dalam tindak kejahatan yang pernah disangkakan kepada mereka. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com