Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Bantu Oposisi Langsung

Kompas.com - 02/03/2013, 02:18 WIB

roma, kamis - Amerika Serikat, didukung Uni Eropa, bertekad menyalurkan bantuan pangan dan medis langsung kepada oposisi Suriah. Adapun UE mengizinkan pemberian peralatan militer tidak mematikan, seperti kendaraan lapis baja dan pelindung tubuh, kepada kubu oposisi.

Rencana bantuan langsung AS itu diungkapkan Menteri Luar Negeri John Kerry seusai bertemu rekannya dari Uni Eropa dan Liga Arab, Kamis (28/2), di Roma, Italia. Pertemuan juga dihadiri Ahmed Moaz al-Khatib, Ketua Koalisi Nasional (NC), organisasi payung oposisi Suriah.

Kerry menegaskan, AS tak akan menyalurkan senjata mematikan seperti diminta oposisi. Washington menyiapkan bantuan 60 juta dollar AS untuk oposisi. Hal itu menjadi perubahan signifikan dalam kebijakan AS.

UE justru menyetujui perlunya suplai kendaraan lapis baja, peralatan militer yang tidak mematikan, dan pelatihan militer kepada oposisi. Bantuan ini bisa diberikan untuk melindungi warga sipil yang menjadi korban terbanyak di Suriah.

UE juga memperpanjang masa sanksi untuk Suriah hingga 1 Juni 2013. Atas desakan Inggris dan beberapa negara lain, UE meringankan embargo senjata untuk oposisi.

Khatib, yang berdiri di sisi Kerry saat memberikan penjelasan, mengungkapkan kekecewaannya. Menurut dia, Barat terlalu fokus pada kelompok garis keras di kalangan oposisi. Dia juga kecewa karena aliran senjata tak pernah berhenti menjangkau rezim Presiden Bashar al-Assad.

Ditunda

Setelah pengumuman Kerry, NC memutuskan menunda pertemuan di Istanbul, Turki, yang dijadwalkan sebelumnya. Sedianya pertemuan itu akan memilih perdana menteri dan menyusun kabinet sementara sebagai upaya perebutan kekuasaan dari Assad.

Samir Nashar, anggota NC, mengatakan tak bisa menjelaskan alasan penundaan itu. NAmun, dia menyebut usaha AS-Rusia merintis dialog antara rezim dan oposisi untuk membentuk pemerintahan peralihan.

Di Moskwa, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan, kekuatan asing memiliki tujuan sama tetapi berbeda dalam cara mencapainya.

Menurut Rusia, hasil pertemuan Sahabat Suriah di Roma berupa bantuan langsung kepada oposisi identik dengan mendukung oposisi menggulingkan Assad. Juru bicara Departemen Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich, mengatakan, deklarasi Roma memperkuat ekstremis menggunakan kekerasan.

Bincang buku

Hingga kini tak ada yang tahu pasti kapan konflik di Suriah berakhir. Sejauh ini, berbagai usaha telah dilakukan oleh masyarakat internasional, Persatuan Bangsa-Bangsa, dan negara Barat, termasuk negara-negara seperti Rusia serta China dan Liga Arab.

Demikian dikatakan Trias Kuncahyono, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, dalam bincang buku karyanya, Musim Semi di Suriah, Anak-anak Sekolah Penyulut Revolusi, di Aula Banjarmasin Post, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (1/3) sore. Hadir sebagai pembanding dosen Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin Dr Mujiburrahman dan moderator H Gusti Makmur. (AFP/AP/Reuters/CAl/WER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com