Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomasi Basket Dennis "The Worm" Rodman

Kompas.com - 27/02/2013, 03:22 WIB

Bahasa hiburan dan olahraga konon bisa menjadi semacam pelumas untuk menembus jagat politik. Itulah mengapa sportainment laris dipakai sebagai cara diplomasi.

Maka, bukan kabar yang mengejutkan sebetulnya jika bintang basket nyentrik nan flamboyan asal New Jersey, Amerika serikat, Dennis Rodman (51), menyambangi Korea Utara untuk sebuah misi perdamaian.

Rodman merupakan eks pemain basket yang mendulang banyak prestasi di NBA, menggaet lima cincin juara, dan namanya tercatat di Naismith Memorial Basketball Hall of Fame, Massachusetts, AS.

Lebih dari sekadar berprestasi, pebasket dengan julukan ”The Worm” ini juga masyhur karena penampilannya yang nyentrik cenderung liar. Tato di sejumlah bagian di tubuhnya, anting, dan rambut warna-warni menjadi bagian dari penampilannya. ”Saya menyukai sesuatu yang liar,” katanya ketika datang ke Indonesia untuk memeriahkan LA Lights Streetball 2011 di Jakarta.

Pantaslah jika Rodman menjadi duta untuk diplomasi olahraga, khususnya basket, menyusul ketegangan Korut dengan AS akibat uji coba nuklir.

Rodman tiba di Pyongyang, Korut, Selasa (26/2), bersama kru dari rumah produksi televisi yang berbasis di New York, VICE, dan tiga anggota tim basket Harlem Globetrotters. Eks bintang Chicago Bulls yang juga pernah memperkuat Detroit Pistons, San Antonio Spurs, Los Angeles Lakers, dan Dallas Mavericks ini akan rekaman film dokumenter di Korut.

”Saya kira semua orang yang datang ke sini untuk pertama kali berharap segala urusan bisa oke dan berharap anak-anak bisa menikmati pertandingan (basket),” kata Rodman.

Pencetak 11.954 rebound atau rata-rata 13,2 rebound per gim selama kariernya di 12 musim NBA ini mengenakan topi bisbol dan kacamata hitam saat tiba di Pyongyang, seperti dilaporkan televisi Korut, KCNA.

Rodman adalah figur publik asal AS kedua yang mengunjungi Korut tahun ini. Bahkan, ia datang hanya dua pekan setelah uji coba nuklir bawah tanah. Sebelumnya, CEO Google, Eric Schmidt, secara mengejutkan datang ke Pyongyang selama empat hari pada Januari, sepekan setelah Korut meluncurkan satelit antariksa.

Komunitas basket

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com