kabul, MINGGU -
Dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Afganistan, Minggu (24/2), Karzai juga menegaskan keinginan untuk mengendalikan kelompok-kelompok milisi di Afganistan. Dia juga menggarisbawahi akuntabilitasnya jika pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah meninggalkan negara itu.
”Pada pertemuan itu, Presiden Karzai memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk mengusir pasukan khusus AS dari Wardak dalam waktu dua pekan,” kata juru bicara Karzai, Aimal Faizi.
Wardak selama ini dikenal sebagai provinsi yang menjadi salah satu basis aktivitas kelompok Taliban.
Karzai menambahkan, kehadiran pasukan khusus AS dan kelompok-kelompok bersenjata binaan mereka telah menimbulkan kebencian di kalangan warga. ”Pasukan khusus AS dan kelompok-kelompok bersenjata ilegal yang dibentuk oleh mereka membuat keadaan tidak aman, tidak stabil, dan mengganggu penduduk lokal di provinsi ini,” kata Karzai dalam jumpa pers.
Menurut Faizi, pasukan AS telah menanggapi secara serius tuduhan itu dan akan memulai penyelidikan mereka. Pihak militer AS sendiri mengatakan akan membahas masalah tersebut dengan para petinggi Afganistan di Kabul.
Pengumuman itu merupakan pukulan tersendiri bagi wibawa pasukan koalisi pimpinan AS ketika mereka tengah bersiap menarik pasukan tempur dari Afganistan, akhir tahun depan.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), pimpinan AS, akan menyelidiki dugaan perlakuan kasar oleh pasukan koalisi di Wardak. Wilayah tersebut adalah titik konflik paling mematikan. Sebuah helikopter Chinook milik AS ditembak jatuh oleh Taliban pada Agustus 2011 di Wardak. Tujuh tentara Afganistan dan 30 tentara AS tewas saat itu, dan merupakan insiden tunggal paling mematikan dalam perang yang sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun itu.
Lebih dari 3.200 tentara NATO, sebagian besar di antaranya tentara AS, tewas saat mendukung pemerintahan Karzai dalam perang sejak Taliban digulingkan dari kekuasaan oleh invasi AS pada 2001. Namun, hubungan antara Presiden Karzai dan AS sering bermasalah.