MILAN, KOMPAS.com - Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi, mengaku punya alasan tersendiri ketika mengibaratkan Mario Balotelli sebagai apel busuk. Pernyataan tersebut diungkapkannya agar harga Balotelli, yang ketika itu masih bermain di Manchester City, tidak naik.
Awal Januari lalu, Berlusconi mengaku tidak pernah terlintas dipikirannya untuk merekrut Balotelli yang ketika itu santer diberitakan akan berlabuh ke San Siro. Balotelli, kata dia, seperti apel busuk yang dapat memengaruhi para pemain lain di Milan terkait dengan segala sikap kontroversialnya.
Pada akhirnya, Balotelli resmi direkrut Milan dengan durasi kontrak 4,5 tahun dengan gaji sebesar 4 juta euro (sekitar Rp 52 miliar) per musim. Sebelum kesepakatan tersebut, Berlusconi pun sempat meminta maaf terkait ucapannya kepada SuperMario.
"Itu (sebutan apel busuk) adalah strategi yang disarankan Adriano Galliani (Wakil Presiden Milan) untuk memastikan agar harga (Balotelli) tidak naik," ungkap Berlusconi seperti dilansir Football Italia.
"Hari ini, saya berbicara keras tentang Bojan Krkic dan Galliani menendang kaki saya di bawah meja. Dia melakukan yang benar untuk mengawasi hal-hal seperti itu," tambahnya.
Lebih lanjut, Berlusconi juga mengomentari perihal imbauan kelompok suporter Inter agar tidak mencemooh Balotelli secara rasial pada Derby della Madonnina, Minggu (24/2/2013). Mantan Perdana Menteri Italia itu pun satu suara dengan para Interisti terkait imbauan itu.
"Itu (cemooh rasisme) sangat tidak masuk akal dan biadab, terutama karena Balotelli juga warga Italia. Kita harus juga mengubah undang-undang untuk membantu orang mendapatkan kewarganegaraan ketika mereka tinggal dan bekerja di sini secara legal," kata Berlusconi.
"Saya berharap Balotelli dapat terus jadi pemain yang sederhana seperti saat ini. Di luar lapangan, dia sangat tenang dan santai, sementara di lapangan dan kamar ganti dia pemain profesional. Saya juga senang tiga penyerang kami (Balotelli, Stephan El Shaarawy, dan M'Baye Niang) memunyai gaya rambut sama. Itu adalah simbol khas mereka," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.