BAMAKO, KOMPAS.com - Pertempuran baru pecah di wilayah utara Mali, Sabtu (23/2/2013), antara etnis Tuareg dan kelompok bersenjata yang belum diketahui identitasnya.
Para pemberontak Tuareg dari Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA) memerangi apa yang dikatakan sejumlah sumber "nampak seperti para pejuang Arab" di dekat kota Tessalit, lokasi bom mobil menewaskan tiga orang pada Jumat (22/2/2013).
Kawasan pegunungan antara Tessalit dan Kidal adalah wilayah yang secara strategis sangat penting. Kawasan ini menjadi tempat pertahanan terkuat pemberontak Tuareg dan digunakan pasukan pemberontak Islam yang kabur dari kejaran pasukan Perancis.
Sementara itu, Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Utara (MUJAO) mengklaim bertanggung jawab atas aksi bom mobil di In-Khalil dekat Tessalit.
MUJAO mengatakan bom mobil itu memang diarahkan kepada para anggota MNLA yang bekerja sama dengan pasukan Perancis yang memerangi pemberontak Islam di wilayah utara Mali.
"Lewat bom mobil yang ditujukan untuk elemen MNLA di In-Khalil, MUJAO bertekad untuk memerangi para pengkhianat," ujar juru bicara MUJAO, Adnan Abu Walid Sahraoui.
"Bamako, Ouagadougou (Burkina Faso) dan Niamey (Niger) adalah kawasan yang diincar para pengebom bunuh diri kami yang sudah merencanakan serangan," tambah Abu Walid.
Abu Walid juga menyerukan agar kelompok yang menyandera warga Perancis di kawasan Sahel dan Niger membunuh tawanan mereka sebagai pembalasan terhadap Perancis, yang ditudingnya memerangi Islam dan umat Muslim.
Sebelumnya, pasukan Chad yang juga ikut membantu Mali memerangi pemberontak kehilangan 13 prajuritnya saat terlibat bentrokan dengan pemberontak Islam di wilayah pegunungan Ifoghas. Dalam bentrokan itu, 65 anggota pasukan pemberontak juga tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.