Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Masih Terjerat Sampah

Kompas.com - 22/02/2013, 03:26 WIB

Jakarta, Kompas - Provinsi DKI Jakarta dipastikan akan tetap menghadapi persoalan sampah. Prediksi itu karena Pemprov DKI tidak memasukkan masalah itu dalam 20 program unggulan lima tahun ke depan sehingga sampah lebih banyak dibuang daripada dikelola menjadi barang bernilai ekonomi.

Dalam kurun waktu itu, sampah Jakarta lebih banyak dibuang di Bantar Gebang, Bekasi. Saat ini, pengelolaan sampah baru sebanyak 300 ton per hari dari total produksi sampah DKI antara 5.300 dan 6.200 ton per hari.

”Kami mengupayakan membangun TPS (tempat pembuangan sementara) terpadu di setiap kelurahan,” ujar Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin, Kamis (21/2).

Saat ini, jumlah TPS di DKI hanya 191 yang tersebar di Jakarta Pusat 15 unit, Jakarta Utara (62), Jakarta Barat (53), Jakarta Selatan (27), dan Jakarta Timur (34). Idealnya, setiap RW dilengkapi satu unit TPS. Dengan jumlah RW di Jakarta yang mencapai 2.706, masih ada kekurangan 2.515 unit TPS se-Jakarta.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menginginkan adanya penanganan sampah yang terintegrasi. Dinas kebersihan diharapkan menjadi lembaga yang paling bertanggung jawab mengurus sampah, bukan seperti saat ini, sampah ditangani 19 lembaga berbeda. Akibatnya, penanganan sampah tidak terintegrasi.

”Jangan tanya saya mengapa demikian, silakan menanyakan ke pemimpin saya (gubernur dan wakil gubernur. Saya siap menjalankan program beliau, ide integrasi ide yang masuk akal dan bagus,” kata Unu.

Selama integrasi belum berjalan, dinas kebersihan tidak dapat mengambil tugas lembaga lain karena terbentur kewenangan dan anggaran. Pasalnya, anggaran Dinas Kebersihan DKI Jakarta tahun 2013 hanya Rp 800 miliar, lebih kecil Rp 50 miliar dibanding anggaran pada tahun lalu.

Tergantung TPA

Penanganan sampah DKI dinilai masih menggunakan paradigma lama, dengan cara membuang ke tempat lain. Akibatnya, Jakarta sangat terganggu dengan tempat pembuangan akhir (TPA). Padahal, ketergantungan ini bisa dikurangi dengan mengolah sampah dari sumbernya secara berkelanjutan.

Ketua Umum Indonesia Solid Waste Association (InSWA) Sri Bebassari mengatakan, tingginya ketergantungan DKI terhadap TPA karena belum ada pengolahan sampah di lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com