Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Tragis Putra Pemimpin Macan Tamil

Kompas.com - 20/02/2013, 11:55 WIB

Sebuah film dokumenter Inggris tentang perang saudara di Sri Lanka menampilkan foto-foto yang menguncang terkait kematian putra seorang pemimpin pemberontak Macan Tamil.

Foto-foto itu menunjukkan bahwa Balachandran Prabhakaran, putra Velupillai Prabhakaran, pemimpin Macan Pembebasan Tamil Eelam, dia dibunuh. Ia bukan tewas dalam baku tembak pada periode akhir kekacauan perang tiga dekade Sri Lanka, kata Callum Macrae, sutradara film dokumenter "No Fire Zone: The killing fields of Sri Lanka, yang dibuat untuk Channel 4 Inggris.

Jika hal itu diverifikasi, pemerintah Sri Lanka harus menjawab banyak pertanyaan terkait tuduhan eksekusi sistematis menjelang akhir perang itu, terutama mengingat Balachandran Prabakaran masih berumur 12 tahun ketika itu.

Foto-foto itu diambil pada Mei 2009, pada akhir konflik pemerintah dengan pemberontak. Sejumlah foto awal menunjukkan anak itu berada dalam tahanan pasukan Sri Lanka. Ia terlihat sedang duduk di bangku, memakai selimut dan memakan camilan. Namun foto-foto yang diambil beberapa jam kemudian dengan kamera yang sama menunjukkan dia berbaring di tanah, dalam kondisi telanjang dada dan dadanya penuh dengan luka akibat lubang peluru. Setidaknya ada lima lubang peluru di dadanya dan para ahli mengatakan ia ditembak dari jarak dekat.

"Serangkaian foto itu menunjukkan, anak tersebut masih hidup saat ditangkap tetapi dieksekusi kemudian," kata Callum Macrae. Dia mengatakan kepada harian The Independent, "Foto-foto itu menunjukkan ia ditahan, dan bahkan diberi camilan, sebelum dibawa dan dieksekusi dengan darah dingin."

Menurut Macrea, analisis citra digital menunjukkan, foto-foto itu diambil oleh kamera yang sama. "Foto-foto itu membuktikan bahwa Balachandran tidak tewas dalam baku tembak, atau dalam pertempuran. Kematiannya disengaja dan diperhitungkan," tulis Macrae di The Hindu, harian India.

Pemerintah Sri Lanka selalu mengklaim bahwa Balachandran tewas dalam baku tembak tetapi Macrae mengatakan foto-foto itu 'menyingkirkan' kemungkinan tersebut. Macrae mengatakan, fakta bahwa mayat anak itu difoto juga mengkhawatirkan. Dia mengatakan, "Bahwa peristiwa ini juga difoto dan disimpan sebagai kenangan perang oleh para pelaku justru lebih mengganggu."

Mayat Villupillai Prabhakaran diperlikatkan di televisi pemerintah pada Mei 2009 ketika pemerintah Sri Lanka mengumumkan untuk mengakhiri perang saudara selama 26 tahun.

Juru bicara militer Sri Lanka, Brigadir PR Wanigasooriya, mengatakan kepada The Independent bahwa ada kebohongan yang berulang, kebenaran setengah-tengah dan rumor tentang negara itu. Pasukan pemerintah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia termasuk kekerasan seksual, pembunuhan dan pelanggaran pada hari-hari terakhir perang saudara. Brigadir Wanigasooriya mengatakan, "Tidak ada bukti substantif yang disajikan kepada kami untuk memulai penyelidikan."

Tahun 2011, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menerbitkan sebuah laporan yang mengungkapkan 40.000 orang tewas dalam bulan-bulan terakhir perang itu. Film dokumenter baru itu akan diputar di Festival Film Hak Asasi Manusia di Jenewa pada pertemuan Dewan HAM PBB bulan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com