Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2013, 08:24 WIB

KOMPAS.com — Pakistan mendekati tetangganya, Iran, untuk bekerja sama dalam bidang energi dan keamanan meskipun dunia Barat terus mengisolasi Iran karena program nuklirnya.

Dalam beberapa hari terakhir pejabat-pejabat di Islamabad telah mengadakan perundingan dengan rekannya dari Iran mengenai pembangunan jalur pipa gas bernilai 1,5 miliar dollar AS dari Iran yang akan membantu meringankan kelangkaan bahan bakar parah di Pakistan.

Minggu ini, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik juga menandatangani perjanjian keamanan di antara kedua negara guna memperketat keamanan di sepanjang perbatasan mereka.

Perjanjian itu menunjukkan hubungan yang makin erat pada saat Amerika dan masyarakat internasional memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi ketat terhadap Iran karena program nuklirnya.

Iran mengatakan, program nuklirnya bertujuan damai. Namun, pihak Barat khawatir Iran sedang membangun kemampuan senjata nuklirnya.

Sanksi-sanksi internasional berdampak pada perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis dengan Iran, kata juru bicara Kedutaan Besar Amerika, Rian Harris.

"Kami menjelaskan kepada semua pihak di seluruh dunia bahwa mereka berkepentingan untuk menghindari kegiatan yang kemungkinan dilarang oleh sanksi-sanksi PBB atau dikenai sanksi hukum Amerika," kata Harris.

Harris mengatakan, Amerika yakin ada alternatif solusi energi jangka panjang bagi Pakistan, seperti rencana jalur pipa lewat Turkmenistan dan Afganistan. Ia mengatakan bahwa Amerika mendanai proyek-proyek PLTA berskala besar di Pakistan untuk membantu memenuhi kelangkaan parah itu.

Jalur pipa gas alam Iran-Pakistan telah dibicarakan selama satu dekade. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, delegasi-delegasi dari Teheran berdatangan di Islamabad guna merampungkan kesepakatan itu.

Media setempat melaporkan perundingan itu masih macet terkait harga gas dan pendanaan di pihak Pakistan.

Rasul Bakhsh Rais, seorang profesor ilmu politik di Universitas Lahore, mengatakan bahwa upaya-upaya Presiden Pakistan Asif Ali Zardari untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Iran lebih terkait dengan kegiatan politik pemilu daripada penyelesaian energi.

Pemerintah yang akan menghadapi pemilu dalam beberapa bulan mendatang mendapat kecaman keras atas ketidakmampuannya mengakhiri kelangkaan parah energi di seluruh negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com