Vatikan, Sabtu -
Juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi, Sabtu (16/2), mengatakan, peraturan tentang suksesi kepausan terbuka untuk diinterpretasi. ”Ini pertanyaan yang sedang didiskusikan oleh banyak orang,” ujarnya.
Perubahan apa pun pada peraturan itu harus mendapat persetujuan Paus Benediktus XVI sebelum mengundurkan diri. Namun, jika Vatikan merasa hal itu hanya masalah interpretasi dari hukum yang ada, ”Otoritas Gereja dimungkinkan untuk menyiapkan proposal untuk dibahas oleh para kardinal pada hari pertama setelah Paus mengundurkan diri,” ujar Lombardi.
Waktu 15-20 hari umumnya dipahami sebagai waktu yang diperlukan bagi para kardinal yang bertugas di luar Roma untuk berkumpul di Vatikan, terutama dalam kasus Paus meninggal dunia. Lombardi mengatakan, dalam kasus ini, semua kardinal mengetahui bahwa masa kepausan Benediktus XVI akan berakhir pada 28 Februari. Dengan demikian, mereka punya banyak waktu untuk datang ke Roma dan mengikuti konklaf.
Tanggal konklaf kali ini menjadi sangat penting karena perayaan Pekan Suci akan dimulai pada 24 Maret dengan berlangsungnya perayaan Minggu Palma dan ditutup dengan misa Paskah pada 31 Maret.
Gereja Katolik memiliki tradisi kuat melaksanakan misa penobatan Paus pada hari Minggu. Agar pada Pekan Suci—masa paling khidmat dalam kalender liturgi Gereja—Paus baru sudah bisa menjalankan tugasnya, penobatan Paus harus sudah dilakukan pada Minggu, 17 Maret.
Mengingat waktu yang sangat mepet, muncul spekulasi bahwa sejumlah penyesuaian akan dilakukan untuk menggelar konklaf lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan dalam peraturan.
Pertanyaan tentang awal pelaksanaan konklaf muncul sejak Paus Benediktus XVI mengumumkan rencana pengunduran dirinya yang mengejutkan, 11 Februari lalu. Benediktus XVI menjadi Paus pertama yang mundur dalam hampir 600 tahun dengan alasan kondisinya tak lagi memungkinkan untuk melaksanakan tugas memimpin 1,2 miliar umat Katolik di dunia.
Keputusan itu menimbulkan banyak pertanyaan bagaimana Vatikan mengatur ”sede vacante”, periode saat takhta kepausan kosong, yang biasanya terjadi saat Paus meninggal dunia.
”Saat ini kami belum siap. Kami belum bisa membuat prediksi, rencana, atau memilih kandidat. Terlalu dini, tetapi kami akan sampai di sana pada waktunya. Dalam dua-tiga pekan, semua akan jelas,” kata Kardinal Franc Rode dari Slovenia, mantan pemimpin kantor Vatikan untuk orde dan tarekat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.