Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Truk Penganggur Itu Dapat Warisan Rp 3,5 Miliar

Kompas.com - 16/02/2013, 10:35 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

ADELAIDE, KOMPAS.com — Seorang sopir truk yang sedang menganggur di Adelaide, Australia, mendapat warisan 350.000 dollar AS (sekitar Rp 3,5 miliar) dari ayah yang tidak pernah dikenalnya.

Pria ini semula mengira dia anak dari orang tuanya, tetapi kemudian terungkap merupakan anak dari hasil hubungan ibunya dengan seorang anggota sebuah kelompok rahasia.

Hari Jumat (15/2/2013) kemarin, Mahkamah Agung Australia menyatakan, sopir truk tadi berhak mendapat warisan dari ayah yang sebenarnya. Sopir yang bernama AMH ini memenangi gugatan setelah ibunya, Nyonya H, mengetahui bahwa mantan selingkuhannya yang hanya disebut berinisial M itu meninggal dunia. Sang ibu kemudian mengungkapkan bahwa dia pernah berselingkuh dengan M, hal yang ditutupinya selama 50 tahun terakhir.

Dari dokumen pengadilan yang didapat oleh situs The Adelaide Now, Hakim Kevin Nicholson mengatakan, pengakuan H ditambah hasil tes DNA yang menunjukkan bahwa gen AMH berbeda dari saudaranya yang lain, diyakini cerita Nyonya H itu benar. AMH kemudian dinyatakan akan mendapat warisan yang sebelumnya juga diperebutkan oleh keponakan M.

Di dalam dokumen pengadilan, Hakim Nicholson mengatakan, Nyonya H adalah seorang perawat pada tahun 1950-an. Ketika itu H bertemu dengan M. "M adalah anggota masyarakat Rosicrucian, dan dia sering mengunjungi rumah Nyonya H dengan membawa buku-buku Rosicrucian," kata Hakim.

Rosicrucian adalah aliran rahasia yang didirikan di Jerman di abad pertengahan yang mengajarkan filsafat dan hal-hal mistik bagi tercapainya perdamaian dunia.

Meskipun keduanya ketika itu sama-sama menikah, M dan Nyonya H memulai hubungan seksual pada tahun 1967. Mereka bertemu seminggu sekali pas makan siang, dan di salah satu hubungan seksual itulah Nyonya H mengandung.

"Ingatan H adalah peristiwa ini masih kuat karena terjadi di saat yang sampai sekarang membuat dia tetap merasa malu," kata Hakim Nicholson. "Karena terjadi dua hari setelah ulang tahun perkawinan, dan sehari menjelang ulang tahun suaminya yang sah," tambahnya.

"Dia merasa sangat malu karena terlibat perselingkuhan, dan kemudian hamil," tambah Hakim.

Menurut Hakim, suami sah Nyonya H tidak pernah meragukan bahwa AMH adalah anaknya yang sah, bersama dengan dua anak lainnya. Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L Sastra Wijaya, M mengetahui hal sebenarnya.

"Dia tidak pernah membantah. Bahkan, dia merasa bahagia dan bangga memiliki seorang anak-anak laki-laki." kata Hakim Nicholson.

Istri M mengajukan permintaan cerai pada awal tahun 1970-an, dan menyebut H sebagai "simpanan" suaminya. Nyonya H sendiri kemudian bersumpah di pengadilan bahwa dia tidak pernah berhubungan dengan M.

Hakim Nicholson mengatakan, M dan Nyonya H terakhir kali bertemu pada tahun 1974. "M meminta agar H meninggalkan keluarganya dan lari dengan dia," kata Hakim. Namun, Nyonya H menolak dan meminta M kembali lagi ke istrinya. Sejak itu mereka tidak pernah bertemu lagi.

Nyonya H dan suaminya kemudian membesarkan AMH dengan tiga anak lainnya sampai suaminya meninggal pada tahun 1994. M meninggal di negara bagian lain pada tahun 2009 tanpa pernah punya anak lagi.

Nyonya M mengetahui kematian M dari iklan yang muncul di surat kabar. Karena perasaan bersalah yang sudah lama menyelimutinya, Nyonya H menceritakan keadaan sebenarnya kepada semua anak-anaknya. AMH kemudian menjalani tes DNA dan profil genetiknya berbeda dari saudaranya yang lain.

Kasus ini dibawa ke pengadilan karena keponakan M yang sebelumnya menjadi ahli waris mempertanyakan kebenaran cerita Nyonya H.

Sekarang, berdasarkan bukti-bukti yang ada, Hakim Nicholson menyatakan bahwa AMH berhak mendapatkan warisan dari ayahnya yang sama sekali tidak pernah dikenalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com