Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanghero Dituduh Sengaja Menukar Label

Kompas.com - 16/02/2013, 02:45 WIB

PARIS, Jumat - Skandal daging kuda terus bergulir. Perusahaan pengolahan daging Perancis, Spanghero, dituduh jadi biang keladi skandal ini. Sementara itu, kepolisian Inggris menangkap tiga orang di pabrik pengolahan di Wales dan Yorkshire.

Para penyelidik di Perancis mencurigai Spanghero memberi label daging olahannya sebagai daging sapi, padahal yang diproses mungkin daging kuda. Spanghero berpusat di Castelnaudary di dekat Toulouse, Perancis selatan.

”Tampaknya Spanghero merupakan agen dalam rantai perdagangan ini yang memberikan label daging sapi,” kata Menteri Urusan Konsumen Perancis Benoit Hamon, Kamis.

Sementara pimpinan Spanghero menyatakan pada Jumat (15/2) bahwa pemerintah terlalu cepat menuduh mereka. ”Saya tidak tahu siapa di balik semua ini, tetapi saya dapat mengatakan ini bukan kami. Saya sangat terkejut. Kami akan membuktikan kami tidak bersalah. Pemerintah terlalu cepat,” ujar bos Spanghero Barthelemy Aguerre.

Pemerintah mengancam mencabut izin operasional Spanghero, dan perusahaan itu akan menghadapi tuntutan hukum jika kecurigaan itu terbukti.

Sejauh ini tidak ada indikasi bahwa perusahaan Romania yang memasok daging telah salah memberi label.

”Penyelidikan menemukan Spanghero tahu bahwa daging yang diberi label daging sapi sebenarnya dapat berupa daging kuda. Ada kecurigaan kuat,” kata Hamon.

Spanghero merupakan perusahaan swasta yang didirikan pada tahun 1970-an oleh dua bersaudara bintang rugbi Perancis, Walter Spanghero dan Laurent Spanghero. Perusahaan ini memproduksi ribuan ton daging olahan dan memasok daging ke 28 perusahaan di 13 negara.

Pengawas makanan dan konsumen Belanda juga mencari serta melaksanakan tes untuk mencari daging kuda terhadap sekitar 100 perusahaan seiring dengan semakin meluasnya skandal daging kuda ini.

Runtuhnya kepercayaan konsumen membuat 11 peritel makanan menulis sebuah surat terbuka di Inggris. Mereka menyatakan berbagi kemarahan dengan masyarakat dan terus bekerja keras untuk mengidentifikasi apa sebenarnya yang sedang terjadi.

Belakangan, kandungan daging kuda tidak hanya ditemukan pada makanan beku. Supermarket Asda di Inggris mengumumkan menarik daging segar dari saus bolognese setelah menemukan bukti bahwa daging itu mengandung DNA kuda.

Agenda utama

Inggris dan Uni Eropa telah menyerukan pertemuan para pejabat tinggi untuk menyelidiki kasus ini. Isu tentang daging kuda ini menjadi agenda utama dalam pertemuan menteri pertanian pada 25 Februari mendatang.

Hamon juga mengatakan, investigasi menunjukkan Spanghero meraup untung sebesar 550.000 euro atau sekitar Rp 7 miliar selama enam bulan terakhir dengan menjual daging kuda berlabel daging sapi. Harga daging kuda lebih murah dari daging sapi.

Hamon juga menuduh perusahaan Perancis lainnya, Comigel, yang menggunakan daging olahan dari Spanghero untuk membuat ”daging sapi” beku siap saji. Menurut Hamon, Comigel seharusnya mengetahui bahwa daging beku yang mereka dapatkan tidak terlihat dan tidak berbau seperti daging sapi.

Menurut manajemen Comigel, daging beku mereka tidak dicairkan untuk pemeriksaan sebelum masuk ke pabriknya untuk dimasak. Maka, para pegawai tidak menyadari ada perubahan atau bau yang tidak biasa pada daging yang mereka terima.

Dalam pernyataan tertulisnya, Comigel menyatakan mereka telah membayar daging itu dengan harga pasar untuk daging sapi. Comigel menambahkan, mereka memberi tahu pemerintah segera setelah menyadari ada masalah.(AFP/AP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com