Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Dielu-elukan

Kompas.com - 16/02/2013, 02:39 WIB

SEOUL, JUMAT - Ratusan ribu prajurit dan rakyat sipil Korea Utara menggelar pesta serta mengelu-elukan pemimpin muda mereka, Kim Jong Un, Jumat (15/2), atas keberhasilan uji nuklir ketiga negara komunis tersebut.

Dalam perayaan yang digelar di lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, itu, Jong Un dielu-elukan sebagai pemimpin pemberani yang tak punya lawan atau bisa disaingi kehebatannya.

Selain itu, Jong Un juga dipuja sebagai pemimpin bernyali besar, yang mampu membuat keputusan luar biasa dengan hasil brilian sehingga membuat dirinya patut dihormati.

Puja-puji tadi disampaikan kantor berita resmi Korean Central News Agency menyusul suksesnya uji coba nuklir ketiga Korea Utara (Korut) beberapa hari lalu.

Sementara itu, otoritas terkait di Korea Selatan (Korsel) hingga sekarang mengaku belum berhasil mendeteksi elemen radioaktif yang mungkin bocor dari hasil uji coba nuklir di bawah tanah tersebut.

Pemerintah Korsel bahkan memutuskan menghentikan operasi pengumpulan sampel udara untuk kemudian melanjutkan proses pemantauan di stasiun pemantau darat. Tak hanya Korsel, China dan Jepang juga melakukan upaya serupa, yang sama-sama juga belum membuahkan hasil.

Akan tetapi, Kementerian Pertahanan Jepang tetap memerintahkan jet-jet tempurnya terus mengumpulkan sampel udara untuk diperiksa. Upaya pendeteksian tersebut sangat penting untuk menentukan apakah uji coba Korut kemarin menggunakan unsur uranium atau plutonium.

Jika terdeteksi bom nuklir Korut itu berbahan dasar uranium, hal itu berarti menunjukkan kemajuan besar teknologi nuklir yang dikuasai Korut saat ini.

Upaya pendeteksian tersebut harus bisa segera dilakukan mengingat sisa radioaktif dari unsur uranium yang diperkaya sangat cepat menghilang.

Kejatuhan rezim

Sementara itu, Presiden Korsel Lee Myung-bak, yang geram dengan kenekatan Korut, menyebut hanya kejatuhan rezim di Pyongyang yang akan menghentikan kelanjutan dan ancaman program nuklir Korut.

Ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tengah sibuk membahas kemungkinan sanksi baru yang akan dijatuhkan ke Korut, Lee secara tegas menyebut cara terbaik adalah dengan memicu kerusuhan di antara rakyat Korut.

”Sangat tidak mungkin memaksa Korut menyerah dan menghentikan program senjata nuklirnya melalui dialog dan negosiasi. Kita tak dapat mengharapkan semua itu, kecuali ada perubahan atau kejatuhan rezim di sana,” ujar Lee, Jumat.

Di tengah perayaan di Korut, analisis citra satelit terbaru yang diumumkan situs 38 North menyebutkan, aktivitas signifikan terjadi sejak Oktober lalu di lokasi peluncuran satelit Tonghae di Korut.

Aktivitas itu diyakini sebagai upaya Korut meningkatkan kemampuan pusat peluncuran itu sehingga mampu meluncurkan roket yang lebih besar dari sebelumnya.

Jika upaya itu sukses, Korut diyakini bakal mampu meluncurkan roket berukuran tiga hingga empat kali lebih besar dari roket Unha-3 yang diluncurkan Desember lalu.

Proses pembangunan diyakini selesai tahun 2016. Dicurigai Iran juga terlibat membantu Korut dalam proses peningkatan landasan peluncuran satelit itu.

Dalam kesempatan terpisah, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut uji coba nuklir Korut sebagai tindakan yang tak dapat ditoleransi.(AFP/AP/BBC/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com