SEOUL, KOMPAS.com - Para ahli Korea Selatan mengatakan mereka tidak mendeteksi isotop radioaktif dari uji coba nuklir Korea Utara, yang menghambat upaya mengakses peralatan yang digunakan.
Delapan sampel sudah dianalisa dan tidak ditemukan kandungan radioaktif, seperti dinyatakan Komisi Keamanan dan Keselamatan Nuklir Korea Selatan.
Jika ditemukan -khususnya gas xenon- maka akan bisa membantu para ahli untuk memastikan apakah uji coba menggunakan peralatan berbasis plutonimun atau uranium.
Tak lama setelah uji coba nuklir Korea Utara berlangsung, pesawat terbang dan kapal Korea Selatan langsung dikerahkan untuk mengumpulkan sampel. Jepang juga langsung menerbangkan pesawatnya untuk tujuan yang sama.
"Dua hari setelah uji coba nuklir Korea Utara, komisi telah menyelesaikan analisis atas delapan sampel dan tidak ada isotip radioaktif yang ditemukan hingga pukul 15.00 Kamis," tulis pernyataan komisi.
Ditambahkan bahwa tidak ada juga perubahan yang tercatat dalam 122 sistem pemantau radiasi yang tersebar di Korea Selatan.
Pengumuman ini muncul bersamaan dengan berlangsungnya latihan militer Korea Selatan di kawasan perbatasan, Kamis 14 Februari.
Diduga Melibatkan Uranium
Korea Utara pada Selasa 12 Februari megatakan telah melaksanakan uji coba nuklir bawah tanah, yang menurut mereka lebih kecil dari yang sebelumnya namun dengan daya ledak lebih kuat.
Getaran seismik yang dipicu oleh uji coba di lokasi Punggye-ri itu dideteksi di beberapa negara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.