Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paru-Paru Bengkak, Imigran Sri Lanka Meninggal

Kompas.com - 14/02/2013, 18:35 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

CILACAP, KOMPAS.com - Seorang imigran Sri Lanka yang kritis dan dirawat di RS Panti Rapih, Yogyakarta, akhirnya meninggal dunia. Pasien tersebut Sithy Safeekaabdul Jabar (30), merupakan anggota kelompok imigran illegal asal Sri Lanka yang terdampar di perairan selatan Cilacap akhir Januari lalu.

Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap Edi Rohaedi, Kamis (14/2/2013) mengatakan, imigran tersebut meninggal pada Rabu malam karena sakit pembengkangan saluran pernafasan. Dia dirujuk sejak Kamis (7/2/2013) dari RSUD Cilacap karena sakitnya semakin parah.

"Semalam meninggal dunia. Sakitnya tak sembuh-sembuh karena paru-parunya bengkak. Sepertinya karena kedinginan saat terombang-ambing di laut," kata Edi.

Sebelumnya, Shity dirawat di RSUD Cilacap sejak kapal imigran ditemukan terdampar, Senin (28/1/2013) malam. Ia dirawat bersama anaknya, Ahamed Fatheen (4) dan ditemani suaminya Ahmad Raspiyan. Keduanya ditemani seorang iparnya juga menemani Shity di RS Panti Rapih. Namun, menurut Edi, Ahmad Raspiyan justru kemudian sakit dan dirawat. "Dengan demikian, saat ini ada tiga imigran di Panti Rapih," kata Edi.

Ia menambahkan, pengurusan jenazah Shity akan dikoordinasikan bersama perwakilan International Organization for Migration (IOM).

Kapal kayu yang mengangkut 25 imigran dari Baticalloa, Sri Lanka mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Pulau Nusakambangan dalam perjalanan menuju Pulau Kokos, Australia. Mereka berangkat dari Sri Lanka pada 22 November 2012 untuk mencari suaka politik. Dari para imigran tersebut, dua orang sudah meninggal dunia dan satu orang hilang karena mencebur ke laut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com