Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Paus Berikutnya Harus Orang Afrika?

Kompas.com - 14/02/2013, 07:27 WIB

Namun, menurut Ilo, sejumlah pertanyaan mendasar adalah, apakah Gereja Katolik siap untuk menerima seorang paus kulit hitam? Akankah gereja, yang mendefinisikan dirinya universal, siap dengan konsekuensi penuh dari identitasnya dan memberikan ruang bagi sebuah realitas baru yang dapat membantu dalam menyambung kembali gereja dengan gerakan sejarah yang tampaknya telah diabikan pada masa kepausan Paus Benediktus?

Akankah Gereja Katolik menerima rasa atau merek Afrika dari kekatolikan dan akankah seorang paus dari Afrika lebih menjadi orang Roma ketimbang Afrika? Apakah seorang paus dari Afrika lebih baik dalam mengatasi tantangan yang dihadapi Afrika saat ini serta memberikan energi baru dan pembaharuan terhadap gereja yang sedang lelah di Barat?

Namun, menurut Ilo, siapa pun yang akan menjadi paus berikutnya, orang Afrika atau non-Afrika, harus memandang dirinya sebagai seorang paus bagi dunia. Dia tidak harus menjadi tawanan Vatikan atau pemikiran abad pertengahan yang Eropa sentris dari Gereja Katolik Roma atau ortodoksi. Selain itu, ia tidak harus menjadi budak bagi sejumlah struktur dan ajaran usang Gereja Katolik.

Sebaliknya, menurut Ilo, paus baru harus pergi ke ujung bumi dan menjangkau semua orang, terutama orang Katolik yang kecewa dan marjinal— perempuan yang bercerai dan pasangan suami-istri Katolik yang berpisah, kaum gay dan lesbian, korban pelecehan seksual para klerus, dan orang-orang yang merasa terasing dari gereja terkait sejumlah ajaran moral dan spiritual gereja yang tegas.

"Batas-batas diskursus etika dan doktrin sedang bergeser secara radikal. Ini harus menjadi tugas paus baru membantu untuk menjadikan Gereja Katolik sebuah komunitas iman bagi orang-orang dari beragam kalangan, sebuah gereja yang merangkul perubahan sosial dan budaya sebagai teman, dan mendorong melalui hukum dan praktiknya tentang keutamaan perbedaan," tulis Ilo

Dengan cara ini, Gereja Katolik akan menjadi benar-benar sebuah keluarga Allah. Orang kulit hitam dan kulit putih, para kudus dan pendosa, pria dan wanita, kaum liberal dan konservatif, kaya dan miskin, gay dan hetero, semua diperlakukan sebagai anak-anak Allah yang sama, tanpa memperhatikan pangkat atau status.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com