Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Menjadi Afganistan Kedua

Kompas.com - 14/02/2013, 02:55 WIB

Sementara itu Ketua Badan HAM PBB Navi Pillay memperingatkan, Mali bersiko terjerumus dalam kekerasan ”katastrofis”. Peringatan itu muncul setelah adanya ancaman pembalasan dari kelompok milisi separatis terhadap misi Perancis di Mali.

Setelah bom bunuh diri dan pertempuran gerilya di Gao—kota terbesar di Mali utara—selama empat hari, muncul ancaman baru dari Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yang ingin balas dendam terhadap Perancis.

Para pejabat AS sebelumnya mensinyalir bahwa AQAP adalah sayap Al Qaeda yang paling berbahaya saat ini. AQAP telah menyerukan perang melawan pasukan asing di Mali. Ancaman tersebut mengisyaratkan akan adanya serangan-serangan susulan.

”Karena situasi berkembang, serangan dan risiko pembalasan menggiring Mali ke sebuah spiral kekerasan katastrofis,” kata Pillay kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa. ”Perlindungan terhadap hak asasi manusia adalah kunci menstabilkan situasi,” katanya.

Para aktivis HAM telah menuding militer Mali membunuh para simpatisan pemberontak atau milisi. Korban kekerasan tersebut kemudian dibuang ke dalam sumur.

Di Timbuktu, pekan lalu, sebuah kuburan besar berisi jasad orang etnis Arab ditemukan. Banyak juga warga Arab dan Tuareg telah mengungsi ke utara karena takut pembalasan. Sebanyak 377.000 orang mengungsi, termasuk 150.000 orang yang mencari suaka di perbatasan Mali.(AFP/REUTERS/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com