Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pebisnis Harus Bermoral

Kompas.com - 13/02/2013, 17:27 WIB
Abun Sanda

Penulis

KOMPAS.com - Menyenangkan menjadi orang kaya, mau beli apa, mau ke mana saja bisa. Ungkapan yang lebih banyak aroma guyonnya itu acap diutarakan sebagai olok-olok diri. Seseorang yang ingin jalan-jalan ke kutub utara, atau ke Alaska, Eslandia, Hawaii, Raja Ampat dan sebagainya tetapi tidak bisa pergi karena dompet tipis, suka mengemukakan kalimat itu. Impian menjadi orang kaya pun kerap menyeruak.

 

Keinginan menjadi kaya umumnya memacu seseorang untuk mengerahkan semua energi yang ia miliki, semua pengetahuan yang ia punyai untuk membuka jalan ke wilayah kaya raya. Dalam sejarah perbisnisan Indonesia, terdapat sejumlah pengusaha yang benar-benar berangkat dari bawah. Sebutlah misalnya, beberapa pebisnis besar, di antaranya Mohammad Aksa Mahmud, pendiri Grup Bosowa. Chaerul Tanjung, yang kini berkibar dengan beberapa grup usaha raksasa. Kemudian Eka Tjipta Widjaja pendiri Grup Sinar Mas, Prajogo Pangestu pendiri Grup Barito Pasifik. Ciputra, pendiri Grup Ciputra dan sebagainya.

 

Para pebisnis ini dapat menjadi usahawan besar, tentu saja melalui jalan panjang yang curam, berliku dan penuh onak. Mereka memiliki kombinasi manis antara keuletan, determinasi, kecerdasan, bakat dan tentu saja keberuntungan yang datang dari Allah Yang Maha Pencipta.

 

Aksa Mahmud (67) misalnya benar-benar berangkat dari bawah. Ketika berpeluang menjadi usahawan, ia mati-matian berusaha untuk merawat peluang itu sampai benar-benar menjadi usahawan yang diperhitungkan. Awalnya ketika berbisnis mobil di wilayah Indonesia Timur, berbisnis beraneka barang tambang, perkebunan dan perikanan, Aksa merasa masih "kecil".

 

Ia berpikir, kalau ingin diperhitungkan, ia harus masuk ke industri strategis. Untuk masuk ke wilayah itu, ia harus memiliki nyali, dan kemampuan lebih baik. Maka, untuk tahap awal, ia masuk ke industri semen. Sukses, kini produknya sudah mendekati enam juta semen per tahun. Pertengahan tahun 2014, produksi sejumlah pabrik semen Bosowa akan mendekati 15 juta ton.

 

Tidak hanya di semen, ia juga bermain di infrastruktur, yakni jalan tol dan pembangkit listrik. Pembangkit listriknya dibangun di desa miskin di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan kapasitas 250 megawatt. Awal tahun ini juga ia membangun PLTU kedua, dengan kapasitas 250 megawatt, juga di Jeneponto.

 

Akan tetapi Aksa menyatakan, apa yang dilakukan Bosowa masih belum apa-apa. Ia baru lega kalau untuk produksi semen misalnya, Bosowa mampu memproduksi sampai lebih 30 juta ton. Listrik yang mereka bangun sudah berkapasitas lebih 3.000 megawatt. "Perjalanan masih sangat panjang," ujar Aksa, Rabu di Jakarta..

 

Adapun Ciputra yang kini sudah berusia 81 tahun, juga berusaha dari bawah. Perjalanannya menuju tangga sukses yang riwayat demikian panjang, banyak ditulis pelbagai media. Kini ia menjadi begawan properti Indonesia. Produk properti Ciputra berkelas, sehingga disukai. Anak-anak, menantu dan para cucunya, kini menjalankan usaha properti Ciputra yang tersebar di hampir semua wilayah Indonesia dan beberapa negara Asia.

 

Ciputra yang kini banyak berkecimpung di bidang entrepreneurship, suka mengingatkan bahwa menjadi pebisnis tidak sekadar menggantungkan kepada keuletan, kecerdasan dan unsur lucky, tetapi yang lebih dari itu adalah juga moral. "Pebisnis harus bermoral tinggi," ujar Ciputra. Pebisnis seperti ini, katanya, selalu menjalankan usahanya dengan tidak hanya mengandalkan otak, tetapi juga hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com