Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coca Cola Terkait Kematian Wanita Selandia Baru

Kompas.com - 13/02/2013, 12:34 WIB

AUCKLAND, KOMPAS.com - Kebiasaan meminum Coca-Cola dalam jumlah besar adalah “faktor substansial” dalam kematian seorang perempuan berusia 30 tahun di Selandia Baru, kata seorang petugas koroner.

Natasha Harris, yang meninggal tiga tahun lalu karena serangan jantung, setiap harinya mengonsumsi 10 liter minuman bersoda itu.

Takaran itu dua kali lebih besar dari batas aman kafein yang disarankan dan 11 kali lebih besar dari asupan gula yang disarankan.

Coca-Cola telah menyatakan hal itu tidak bisa dijadikan bukti bahwa produk mereka menjadi faktor kontribusi pada kematian Harris.

Kesimpulan koroner diumumkan di hari Cola-Cola Sales mengatakan bahwa penjualan di Eropa dan Cina merosot di kuartal terakhir 2012 dan memperingatkan tahun “penuh gejolak” akan datang.   

‘Peringatan Jelas’ Dibutuhkan

Natasha Harris, seorang ibu delapan anak dari selatan kota Invercargill di Selandia Baru, memiliki kesehatan yang buruk selama bertahun-tahun sebelum kematiannya.

Keluarganya mengatakan ia kecanduan Coca-Cola dan akan mengalami gejala-gejala ‘ketagihan’, termasuk ‘gemetar’, jika ia tidak minum Coca-Cola.

“(Ia akan) menggila jika ia kehabisan… ia akan mengalami gemetar, dan gejala-gejala ketagihan, marah, mudah tersinggung dan kasar,” kata ibu mertuanya Vivien Hodgkinson pada pemeriksaan koroner tahun lalu.

Harris minum Coke terus menerus sepanjang hari dan gigi geliginya dicabut karena membusuk.

Koroner David Crerar mengatakan konsumsi Coca-Cola Harris memicu aritmia jantung, yaitu kondisi dimana detak jantung tidak teratur.

“Saya menemukan bahwa ketika semua bukti yang ada dipertimbangkan, jika Natasha Harris tidak mengonsumsi Coke dalam jumlah sangat besar, ia kemungkinan tidak akan meninggal dalam waktu dan dengan cara seperti itu,” demikian isi laporan Crerar.

Koroner mengalkulasi bahwa meminum 10 liter Coke berarti mengonsumsi lebih dari 1 kg gula dan 970mg kafein, seperti dilaporkan Television New Zealand (TVNZ).

Crerar mengatakan bahwa Coca-Cola tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas kematian konsumen mereka yang minum produk itu dalam jumlah berlebihan.

Tapi ia menyerukan perusahaan-perusahaan minuman ringan untuk memasang peringatan jelas di kemasan minuman mereka tentang risiko jika mengonsumsi gula dan kafein dalam jumlah terlalu besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com