Pengumuman itu mengejutkan karena secara historis sangat jarang preseden seperti itu. Selama 2.000 tahun keberadaan Takhta Suci Vatikan, hanya ada beberapa Paus yang mengundurkan diri. Hampir 600 tahun lalu, Paus Gregorius XII mengundurkan diri untuk menghindari perpecahan Gereja tahun 1415.
Paus lain yang mengundurkan diri adalah Selestinus V pada tahun 1294 serta Benediktus IX pada tahun 1045. Gregorius VI juga mengundurkan diri setahun kemudian, pada tahun 1046.
Keputusan Benediktus XVI untuk mundur pada 28 Februari itu dinyatakan di hadapan para kardinal pada Senin (11/2). Harian Italia, Il Sole 24 Ore, edisi Selasa (12/2), menuliskan, Paus Benediktus XVI menjalani operasi jantung yang dirahasiakan tiga bulan lalu. Diberitakan, setelah operasi itu, Benediktus mulai memikirkan soal kemungkinan pengunduran diri.
Juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi, mengatakan, Paus mengenakan alat pacu jantung. Baterai alat itu diganti dalam operasi kecil, tiga bulan lalu. Namun, Lombardi menyebutkan operasi itu tak berpengaruh pada keputusan Paus untuk mengundurkan diri.
Harian resmi Vatikan, L’Osservatore Romano, menuliskan bahwa keputusan itu adalah sebuah sikap bijaksana dan demi kebaikan umum. Di tengah perubahan zaman dan beragam persoalan, dibutuhkan Paus yang kuat agar bisa terlibat dalam mengatasi masalah agama dan persoalan umat.
Dalam wawancara dengan wartawan Jerman, Peter Sewald, pada tahun 2012 Paus sudah memikirkan soal kemungkinan pengunduran diri. ”Dia punya hak mundur jika secara fisik kurang memungkinkan,” kata Sewald.
Hukum Gereja memperbolehkan pengunduran diri Paus. Satu-satunya persyaratan untuk mengesahkan itu adalah pengunduran dirinya dilakukan secara bebas, tanpa tekanan, dan diumumkan kepada publik.
Benediktus XVI juga ingin menghindari kejadian yang menimpa almarhum Paus Yohanes Paulus II, pendahulunya, yang dalam beberapa tahun terakhir hidupnya tidak terlalu bisa terlibat urusan kepausan karena masalah kesehatan.
Lombardi mengatakan, setelah mengundurkan diri, Paus Benediktus akan bermukim sementara di rumah peristirahatan Kastel Gandolfo, dekat Roma. Setelah itu, Paus bermukim di dalam salah satu biara dalam kompleks Takhta Suci Vatikan dan akan kembali dipanggil sebagai Kardinal Joseph Ratzinger.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.