Paus Benediktus XVI Akan Menjauh dari Publik

REGENSBURG, KOMPAS.com — Paus Benediktus XVI setelah pensiun pada 28 Februari nanti akan memilih menjauh dari perhatian publik. Paus yang bernama lengkap Joseph Ratzinger ini juga memilih lebih banyak berdoa di sisa hidupnya. Dia juga tak mau menulis ataupun melakukan pekerjaan apa pun.

Uskup Georg Ratzinger mengemukakan hal ini kepada wartawan di rumahnya di Regensburg, sebuah kota di Jerman selatan. Kantor berita AP pada Selasa (12/2/2013) melaporkan, Georg Ratzinger mengemukakan ini setelah berbicara dengan Paus Benediktus XVI yang juga saudaranya, setelah menyatakan pengunduran dirinya hari Senin.

"Paus Benediktus XVII juga tak ingin kembali ke Jerman, tanah kelahirannya," ujar Georg Ratzinger. "Jangan mencangkok sebuah pohon tua," ujar Georg yang kini berusia 89 tahun.

Paus Benediktus XVI kini berusia 85 tahun dan akan menjadi 86 tahun pada April nanti. Dua bersaudara Ratzinger ini tetap dekat selama ini. Mereka selalu berkomunikasi. Georg Ratzinger berencana mengunjungi saudaranya, Paus Benediktus XVI, pada akhir tahun ini.

Paus Benediktus XVI mengguncang dunia setelah dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai paus pada akhir bulan Februari ini. Paus Benediktus XVI memberikan alasan mundur karena kesehatannya yang merosot belakangan ini. Georg Ratzinger mengakui berita atau keputusan mundur ini bukan hal yang mengejutkan.

"Dia sudah memikirkan hal ini (untuk mundur) beberapa bulan ini," ujarnya. "Dia memutuskan bahwa tenaganya terus menurun seiring dengan usianya," ujarnya.

Georg Ratzinger berbicara dengan Paus Benediktus XVI lewat telepon pada Senin petang setelah dia mengumumkan pengunduran dirinya. Paus nantinya memilih hidup penuh doa, lebih berdiam diri di Vatikan. Walaupun Paus ini gemar menulis sebelum dan saat menjadi paus, setelah pensiun, Paus Benediktus XVI tidak akan menulis lagi.

"Saya tidak yakin dia akan menulis apa pun," ujar Georg Ratzinger soal adiknya, Paus Benediktus XVI. Paus mengundurkan diri karena ingin seorang paus yang lebih muda, yang bisa mengatasi berbagai problem yang dihadapi Gereja Katolik pada saat ini. "Saya yakin jabatan ini tetap dipegang seorang dari Eropa," tambahnya.